Laporan Wartawan Tribunnews.com, Achmad Rafiq
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Akhir-akhir ini nilai tukar mata uang dolar mulai semakin meningkat. Bahkan, nilai mata uang rupiah yang semula sekitar Rp 12.000, kini telah mencapai sekitar Rp 13.000.
Meski harga nilai tukar dolar Amerika cukup tinggi, hal tersebut tidak berpengaruh besar bagi artis Dinda Kanya Dewi. Dia mengaku tingginya nilai tukar dolar, tidak mempengaruhi dia dalam berbelanja.
"Sebisa mungkin sih beli produk yang tidak berpengaruh sama dolar. Kalau aku sendiri emang ngga sering belanja barang-barang dari luar, jadi lebih belanja produk lokal juga," ujar Dinda, ketika ditemui usai jumpa pers FILARTC di Galeri Indonesia Kaya Grand Indonesia West Mall, Jakarta Pusat, Selasa (17/3/2015).
Menurut Dinda, tingginya nilai mata uang dolar saat ini, perlu dijadikan masyarakat untuk lebih menggunakan produk-produk buatan dalam negeri. Sehingga hal tersebut dapat membuat para pengusaha lokal semakin maju.
"Kalau misalnya beli kain batik sekian juta, itu ngga apa-apa, karena itu produk lokal. Kita lebih menghargai karyanya mereka lah. Apalagi kan bikin batik atau kain tenun yang asli itu memang ngga gampang. Jadi ngga apa-apa kalau mahal sedikit," ungkapnya.
Pemain sinetron 'Cinta Fitri' itu mengaku dia kerap merogoh kocek cukup dalam, untuk membeli suatu barang yang diproduksi para pengusaha atau desainer pakaian lokal.
"Kalau saya suka sama salah satu baju dari desainer lokal, jika ada uangnya, pasti saya beli. Saya menghargai bentuk karya seseorang aja sih. Karena yang mahal kan bukan bentuknya, tapi idenya," katanya.
Namun, Selasa (17/3/2015) kemarin, kurs tengah BI mencatat, rupiah sudah mengalami penguatan 28 poin menjadi Rp 13.209 dari posisi hari sebelumnya Rp 13.237 per dolar AS. Sementara data Bloomberg pagi ini, rupiah di level Rp 13.180 per dolar AS.