TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Dalam setiap karya harus ada yang beda. Bertolak dari prinsip itulah Rio Febrian (34) menawarkan konsep yang tak biasa di album terbarunya, Love Is.
Beda dengan album sebelumnya yang cenderung ballad, di album yang bernaung di bawah bendera Sony Music ini lebih segar dengan nada-nada yang dinamis. “Melodinya ‘90an tapi disajikan dalam kemasan yang ringan,” beber Rio saat ditemui Surya di sebuah restoran di Surabaya Town Square, Sabtu (30/5/2015).
Nuansa baru itu, diakui Rio tak lepas dari keterlibatan sejumlah musisi Swedia yang sengaja digandeng di album keenam ini. Ada Gustav Efraimsson, Iggy Strange-Dahl, Olof Lindskog, serta Jonathan Borjesson.
Hasilnya? Bisa disimak di delapan lagu dari 13 komposisi yang menghiasi Love Is, seperti Rasa Sesungguhnya, Matahari, Adinda, Run Away, Kamu, dan Terakhir di Hati.
“Bisa jadi sebuah kolaborasi yang unik, karena memadukan unsur Melayu yang saya bawa dengan sound kekinian yang disajikan para musisi Swedia ini,” urai pria kelahiran Jakarta, 25 Februari 1981 ini.
Rio Febrian mengaku, masuknya peran musisi Swedia di album barunya ini penuh spekulasi. Pasalnya, mereka sama sekali tak mengenal sosok maupun gaya bermusik Rio Febrian.
“Pengaruh mereka di album baru ini saya sadari betul. Dan saya memang membuka diri untuk itu. Apa gunanya bikin lagu di Swedia jika tak mengadopsi gaya bermusik musisi setempat,” ujarnya.
Penulis: Achmad Pramudito