Laporan Wartawan Tribun Jogja, Pristiqa Ayun Wirastami
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Sejumlah komunitas sungai di Yogyakarta menunjuk aktor kawakan Slamet Rahardjo sebagai Duta Budaya Sungai Indonesia. Meski begitu, Slamet tak serta merta menerima penunjukan tersebut.
Karena penasaran, Slamet mendatangi sejumlah komunitas sungai di Yogyakarta di bawah Jembatan Code, Jetisharjo. Hadir dalam kesempatan itu perwakilan dari komunitas sungai Code, Winongo, Gajahwong, Bedog, Tambakbayan, dan Kuning.
Agus Maryono, akademisi UGM yang berkonsentrasi di bidang pemeliharaan sungai mengatakan penunjukan Slamet untuk menyebarluaskan Gerakan Restorasi Sungai Indonesia. Gerakan ini berbasis komunitas-komunitas sungai di Yogyakarta.
"Gerakan Restorasi Sungai Indonesia ini perlu disebarluaskan untuk menjadi gerakan secara nasional, sehingga tak hanya dilakukan di Yogyakarta. Sebab kondisi sungai-sungai di luar Yogyakarta sudah cukup memprihatinkan, seperti misalnya di Jakarta, Bandung, Medan, dan Ternate," ujar Agus, Jumat (12/6/2015).
Menurut dia, sosok Slamet cukup berpengaruh untuk masuk ke semua kalangan dan menyebarluaskan gerakan ini. Slamet dikenal aktor senior dan figur nasional yang memiliki banyak pengalaman di bidang kebudayaan.
"Mas Slamet termasuk orang yang paling pertama memberi apresiasi ketika gerakan restorasi sungai ini digencarkan pada 2001 yang lalu," kata Agus.
Gerakan yang berbasis di Yogyakarta ditunjuk sebagai model pemeliharaan sungai oleh Kementerian Pekerjaan Umum. Diharapkan, dengan ditunjuknya Slamet sebagai Duta Budaya Sungai Indonesia bisa membuat gerakan ini semakin masif.
Meski awalnya ragu menerima sebagai Duta Budaya Sungai Indonesia, akhirnya Slamet menyatakan kesediannya. "Kalau saya menerima tapi tidak bekerja, sama saja percuma. Tapi di sini saya melihat usaha yang luar biasa dari para komunitas sungai yang ada di Yogyakarta untuk melestarikan sungai yang memang merupakan sumber kehidupan," papar Slamet.
Aktor senior yang beberapa kali mendapat Piala Citra ini pun memaparkan pemikirannya terkait upaya restorasi sungai, khususnya yang ada di wilayah DIY. Menurutnya pembenahan sungai tidak perlu dilakukan secara serentak di seluruh sungai yang ada, sebaiknya fokus dulu di satu sungai yang bisa menjadi pilot project.
Artinya, bantuan dari pemerintah pun tidak perlu untuk semua sungai yang ada. Melainkan dilimpahkan di satu sungai yang menjadi pilot project tersebut. Selanjutnya sungai-sungai lain bisa mencontoh langkah tersebut dengan langkah swadaya masyarakat atau bekerjasama dengan swasta.