Laporan Wartawan Tribunnews.com Rahmat Patutie
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Putri ketiga Dorce Gamalama sedih melihat keranda mayat persiapan mengantarkan jasad sang bunda kelak menuju liang lahat.
Dirinya tetap tak rela jika ditinggalkan pergi bundanya lebih cepat.
"Sedih sih. Pokoknya kami duluan mama enggak boleh duluan," ujar Siti khadijah (17) putri ke tiga Dorce kepada Tribunnews.com di Jalan Rawa Binong, Gang Swadaya, Lubang Buaya, Pondok Gede, Minggu (26/7/2015).
Kendati demikian, setiap orang, kata Siti, pasti akan menghadapi kematian.
Menurutnya, dengan alasan itu, sesuatu hal yang wajar jika bundanya sudah menyiapkan kerandanya sejak dini.
"Awalnya orang menanggapi kematian kaya takut. Kalau mama (Dorce) memikirkan bagaimana nanti menghadapi ajal," katanya.
"Semua orang akan menghadapi kematian, jadi mama sudah menyiapkan matang-matang kematiannya," sambungnya perempuan kelahiran Bekasi, 16 November 1998 itu.
Sebelumnya, di acara syukuran usianya ke-52 tahun, Dorce Gamalama memperlihatkan keranda mayat miliknya.
Keranda terbuat dari besi itu sudah dipersiapkan Bunda Dorce untuk mengantarkan jasadnya kelak menuju liang lahat.
Keranda yang tertutup kain hitam dan hijau itu tersimpan di sebuah ruangan berukuran tiga kali empat persegi di samping rumah.
Dorce pun sudah menyiapkan tanah kosong untuk liang kuburnya kelak. Lahan itu yang terletak di samping kanan rumah.
Di hari bahagianya, Dorce menyempatkan menggelar syukuran untuk tujuh tahun berdirinya Masjid Al Hayyu yang dibangunnya.
Keluarga, kerabat, dan tetangga di sekitar lingkungan rumahnya hadir dalam acara itu.