TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf menghabiskan masa kecilnya dengan komik atau cerita bergambar.
Sewaktu memberikan sambutan pada pembukaan Popcon Asia 2015, dia terpancing untuk berbagi nostalgia. Pancingan itu datang dari Duta Besar Republik Korea Selatan untuk Indonesia Taiyoung Cho yang sebelumnya mengisahkan masa kecil yang tidak bisa lepas dari komik.
"Saya mengandalkan perpustakaan keliling yang datang setiap hari dengan sepeda. Buku yang saya pinjam harus segera dihabiskan dan dikembalikan esok hari agar tidak membayar denda," kata Triawan, Jumat (7/8/2015).
Kini, menduduki jabatan yang menangani industri kreatif, termasuk komik, ayah Sherina Munaf itu mengharapkan agar kekayaan budaya Indonesia bisa dikembangkan sebagai produk yang mendunia. Kuncinya pada kemampuan pencipta karya mengembangkan hak karya intelektual (intellectual property) sehingga bisa dikomersialisasi.
Disinggung mengenai lembaga yang baru terbentuk dan dikepalainya, Triawan mengakui, tantangan yang harus dihadapi pertama-tama adalah menata organisasi, membangun pemahaman lintas kementerian, dan mendengarkan aspirasi dari pelaku industri kreatif. Program kerjanya diperkirakan baru efektif berjalan pada tahun kedua.
"Korea bisa menata industri kreatif dalam waktu 13 tahun. Perjalanan memang masih panjang," ujar Triawan. (eld)