TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Model dan disc jokey Amel Alvi (23) beberapa hari lalu terkena razia narkoba ketika tengah tampil sebagai DJ di salah satu klub malam di Makassar, Sulawesi Selatan.
Amel pun dikabarkan sempat protes saat diminta ikut tes urine oleh Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP).
Dalam wawancara di kantor pengacara Minola Sembayang, Amel menceritakan kronologi razia itu.
Pada Jumat (21/8/2015) malam, ketika dirinya baru memutar dua lagu, tiba-tiba rombongan petugas BNNP dan polisi serta puluhan media masuk ke klub. Ia diminta mematikan musik.
"Aku kan harusnya dilindungin, diamanin, malah aku yang dites urine duluan. Aku enggak dimintain KTP. Terus aku tuh ditarik, enggak baik-baik. Petugas BNN bilang mana DJ Amel Alvi? Bawa dia ke toilet, tes urine. 'Cepet-cepet', polwannya gituin aku," kata Amel di gedung Palma One, Rasuna Said, Jakarta Selatan, Senin (24/8/2015) malam.
Saat ia dibawa ke toilet, beberapa media mengambil fotonya. Tak suka mendapat perlakuan itu, Amel mengaku protes. Ternyata, hasil tes urinenya negatif dari kandungan narkoba.
Meski negatif, Amel mengatakan, ia tetap ditahan di toilet selama 20 menit. "Pas aku keluar toilet, aku enggak ada yang kawal dari pihak sekuriti pun. Aku jalan ke table, aku difoto-foto, aku marah. 'Kan hasilnya udah negatif, ngapain sih. Jangan mentang-mentang aku kerja di klub, jadi aku pakai narkoba ya'," tuturnya.
Amel mengaku tak diperbolehkan memakai jaket untuk menutupi pakaian DJ-nya. Selain itu, ia bertambah kesal dan merasa tak diperlakukan adil karena media seakan dibebaskan mengambil gambarnya oleh petugas.
"Pake baju DJ, enggak dibolein pakai. jaket. Aku marah, kesal, karena hasil udah negatif tapi masih nyecar. Aku diikuti media, dikejar-kejar sampai masuk ke hotel. Club sama hotelnya itu ada connecting jalan. Pas aku di hotel langsung ditutup pintu masuknya. Aku kaya dikira teroris, masa bawa-bawa senjata yang gede gitu saat aku disuruh tes urine. Itu yang bikin aku marah," ujar Amel.