Baca tanpa iklan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menyandang gelar Miss Indonesia 2015 adalah sebuah kebanggaan tersendiri bagi Maria Harfanti.
Bukan karena fasilitas mewah yang ditawarkan, namun karena banyaknya kesempatan untuk menjalankan berbagai misi sosial.
Di tengah padatnya jadwal persiapan untuk beradu di ajang Miss World 2015, Maria juga sedang sibuk mempersiapkan proyek pembangunan MCK (Mandi, Cuci, Kakus) di sebuah desa terpencil di Pandeglang, Banten.
"Seluruh warga di kawasan itu sama sekali tidak memiliki MCK. Belum lagi sanitasi dan ketersediaan air bersih sangat memprihatinkan. Sumber air yang ada hanyalah kubangan yang kotor," ujar Maria saat ditemui Tribunnews di sela perayaan ulang tahun ke-45 Martha Tilaar Group di Jungle Land, Sentul, Jumat (4/9/2015).
Untuk memperoleh air bersih, kata Maria, warga harus berjalan kaki selama 1 jam lebih menuju sumber air.
Medan yang bertebing, penuh tanah basah yang licin juga menjadi tantangan tersendiri bagi warga.
Terbatasnya akses air bersih dan MCK sempat Maria rasakan sendiri ketika mengunjungi kawasan tersebut untuk pertama kali.
Perempuan yang lihai bermain piano ini terpaksa buang air kecil di halaman belakang ketua RT setempat.
"Mau bagaimana lagi. Beruntung suasananya sepi. Hehe," kata Maria mengenang.
Banyak warga menderita penyakit kulit lantaran krisis air bersih dan sanitasi yang buruk itu. Tapi hal tersebut tidak membatasi Maria untuk berinteraksi dengan warga setempat. Perempuan kelahiran Yogyakarta, 20 Januari 1992 ini tidak takut kulit cantiknya tertular penyakit kulit dari warga.
"Kalau sakit kulit kan ada obatnya," ujar dia tersenyum.
Terlibat dalam misi tersebut membuat Maria semakin bersyukur sekaligus menjadi sebuah peringatan untuk menghargai air.
"Kalau minum, ya dihabiskan. Jangan dibuang-buang," kata dia.
Semangat Maria untuk berbagi tidak lepas dari wejangan orangtuanya sedari kecil.
Alumnus Universitas Trisakti ini selalu teringat orangtuanya yang selalu menasihatinya sedari kecil untuk membantu mereka yang kesusahan.
Salah satunya dengan berbagi ilmu.
"Mama dan papa mengajarkan, apa yang kamu punya, baiklah dibagi juga kepada orang lain. Misalnya, aku punya kelebihan di bidang akademis, jadinya aku mengajar anak-anak kurang mampu," kata Maria yang sempat mengajar anak-anak di Tiongkok.
Maria dan Gudeg
Saat Hari Raya Paskah pada Minggu (5/4), Maria Harfanti terpaksa absen, tidak bisa berkumpul bersama keluarga besarnya di rumah eyang di Tebet, Jakarta Selatan.
Dia harus mengikuti acara talk show bersama tim dari Sari Ayu Martha Tilaar di Hotel Grand Artos Aerowisata, Magelang, Jawa Tengah.
"Paskah adalah saat kami semua merayakannya dengan berkumpul bersama. Tetapi, kalau berjauhan begini, ya akhirnya saya bisa ikut nimbrung lewat telepon saja," ujarnya saat ditemui seusai mengikuti misa hari raya Paskah di Gereja Santo Ignatius, Kota Magelang, Minggu.
Selain berkumpul, menurut dia, kegembiraan saat Paskah adalah bisa berceloteh, bersenda gurau sembari menikmati gudeg, masakan eyang, yang asli kelahiran Yogyakarta. Gudeg ala eyang ini susah dilupakan karena cita rasanya yang istimewa.
"Gudeg masakan eyang enggak ada duanya, enak, orisinal, khas Yogya," ujar Maria dalam artikel yang ditulis KOMPAS.
Neneknya kebetulan juga punya restoran dengan masakan spesial gudeg di Gandaria, Jakarta Selatan.
Sekalipun lahir dan besar di Jakarta, Maria yang saat pemilihan Miss Indonesia 2015 mewakili Provinsi DI Yogyakarta mengatakan, dirinya memang memiliki pertalian erat dengan DI Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Hal ini karena ibunya kelahiran Yogyakarta dan ayahnya asli Klaten, Jawa Tengah. Magelang juga bukan kota yang asing bagi dirinya dan keluarga.
"Dulu, ayah saya sekolah di Seminari Mertoyudan," ujarnya.
. (Daniel Ngantung)