News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Film Pendekar Tongkat Emas Disambut Hangat di Jepang

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ifa Isfansyah (kedua dari kiri), bersama Nicholas Saputra (kanan) dan Wali Kota Fukuoka, Soichiro Takashima (kanan)

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Film 'Pendekar Tongkat Emas' yang disutradarai Ifa Isfansyah (35) dan menjadi film pembuka di Festival Film Internasional Fukuoka 2015, Jumat (18/9/2015) ternyata mendapat sambutan hangat dari warga Jepang khususnya yang berada di Fukuoka dan sekitarnya.

"Wah saya tak menyangka ada film Indonesia film action yang bagus seperti itu ya," kata seorang warga Fukuoka seusai menonton film tersebut, Kumiko Sato, kepada Tribunnews.com, Jumat (18/9/2015).

Sutradara Ifa masih menunggu tanggapan masyarakat Jepang atas filmnya.

"Saya belum tahu bagaimana film ini ditanggapi di Jepang karena baru diputar sekarang ini. Mudah-mudahan saja bagus ya," katanya kepada Tribunnews.com.

Film laga ini dibintangi oleh sederet bintang papan atas Indonesia, seperti Christine Hakim, Nicholas Saputra, Reza Rahadian, dan Slamet Rahardjo. Eva Celia dan Tara Basro, dua bintang muda yang sedang naik daun, juga ikut berperan sebagai lakon utama.

Film ini mengangkat tema persilatan yang sudah lama tidak menghiasi perfilman Indonesia. Mengeksplorasi tema-tema seperti pengkhianatan, kesetiaan, dan ambisi, film ini dirilis pada 18 Desember 2014 oleh Miles Films.

"Film ini pernah diputar di Dallas Amerika Serikat dan Pusan Korea Utara, sebelum diputar di Fukuoka ini," ujar Ifa.

Ifa yang menanti Garin Nugroho, membuat sekolah film di Yogyakarta dan kini di tahun kedua.

Pada tahun 2001, ia menjadi salah satu pendiri komunitas film independen bernama Fourcolours Films yang aktif memproduksi film-film pendek. Film pendek pertamanya, Air Mata Surga (menyutradarai bersama Eddie Cahyono), diundang oleh Festival Film-Video Indonesia 2002 sebagai film pembuka.

Kemudian pada tahun 2002, Ifa Isfansyah membuat film pendek berikutnya, Mayar, yang berhasil meraih penghargaan SET Award untuk penata kamera terbaik dan penata artistik terbaik pada Festival Film-Video Independen Indonesia 2002.

Film ini berhasil masuk di beberapa festival termasuk Roterdam dan Hamburg Internationall Film Festival. Setelah itu Ifa juga menyutradarai beberapa iklan dan program cerita untuk televisi.

Pada tahun 2006, ia kembali membuat film pendek Harap Tenang, Ada Ujian! dan berhasil memenangkan penghargaan di beberapa festival penting di Indonesia termasuk menjadi film pendek terbaik di Jogja-NETPAC Asian Film Festival, Festival Film Pendek Konfiden dan Festival Film Indonesia 2006.

Juga berhasil masuk di sesi international competition Short Shorts Film Festival 2007, Tokyo, Jepang dan Alamaty Film Festival di Kazakhstan serta Three Eyes Film Festival di Mumbai.

Pada tahun 2007, ia memproduksi film pendek Setengah Sendok Teh. Ifa menjadi salah satu sineas Asia yang terpilih untuk mengikuti Asian Film Academy di Pusan International Film Festival 2006 dan berhasil memenangkan scholarship award di Fakultas Film dan Video Dongseo University/Im Kwon Taek Film School, Korea. Sampai Desember 2008 ia tinggal di Pusan, Korea Selatan.

Tahun 2009, Ifa Isfansyah mengawali debut film panjang pertamanya, Garuda di Dadaku.

Pada tahun 2011, filmnya Sang Penari meraih Citra dan mengukuhkan dirinya sebagai Sutradara Terbaik dalam FFI 2011.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini