Bersama suaminya, Inul rajin mengontrol pembenahan tempat karaokenya.
Pada tahun 2006, Inul sudah memiliki 700 karyawan yang tersebar di 7 cabang antara lain Point Square, Kelapa Gading, Plaza Semanggi, Melawai, Pasar Festival dan Gajah Mada.
Meski demikian Inul tak berjalan sendirian, untuk membangun kerajaan bisnis karaoke, ia membutuhkan rekan bisnis.
Ia pun menggandeng dua investor asal luar negeri dan membuat banyak cabang bahkan di seantero Indonesia.
Mengutip dari situs LensaIndonesia.com Inul Vizta pada tahun 2012 sudah membuka cabang ke 87.
Tepatnya di lantai III Graha Mal Cijantung, Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur.
Strategi pasar
Keuntungan rumah karaoke adalah mendatangkan tamu sebanyak-banyaknya dan membuat pelanggan betah dengan fasilitas serta pelayanannya.
Inul tak langsung menghitung keuntungan namun menggunakan patokan 5 bulan pertama, yakni mendatangkan konsumen sebanyak-banyaknya.
Omzet tiap rumah karaoke Inul Vizta berbeda, target ditentukan dari ketersediaan room.
Inul memulai dengan 18 room, lalu 23 room, 28 room hingga 36 room.
Pada tahun 2006 dicontohkan di Plaza Semanggi Jakarta Pusat target per bulan Rp 1 miliar.
Mengejar target tersebut harus ekstra kerja keras pada tahun tersebut, saat target tak terpenuhi terpaksa diturunkan di angka Rp 600 juta atau Rp 700 juta.
Sementara rumah karaoke di Kelapa Gading jumlah roomnya lebih sedikit yakni 12 room dan omzetnya pada tahun 2006 sekitar Rp 200 juta sampai Rp 300 juta.
Profitnya sekitar 20 persen dari omzet.