TRIBUNNEWS.COM - Kepergian Drs. Suyadi atau yang lebih dikenal dengan nama Pak Raden memang mengejutkan keluarga.
Sebabnya, diagnosa dokter pada Jumat (30/10) kemarin adalah, almarhum meninggal lantaran mengidap penyakit paru-paru.
Seperti yang diketahui, bertahun-tahun pak Raden menggunakan kursi roda atas penyakit pada kaki yang dideritanya.
Namun, ditegaskan Siswati kakak ke enam pak Raden, meninggalnya almarhum justru bukan karena penyakit di bagian kaki yang sudah lama dideritanya.
“Sebetulnya penyakitnya yang mengganggu itu pada bagian kaki. Tetapi meninggal bukan karena kaki melainkan karena radang paru-paru. Itu mengejutkan bagi kami,” kata Siswati seperti dilansir TRIBUNNEWS.com dari Tabloidnova.com, Minggu (1/11/2015).
Ia mengungkapkan, kabar itu justru baru diketahui sejak masuk UGD pada Jumat kemarin. Padahal, sebelumnya Pak Raden belum pernah didiagnosa menderita paru-paru.
“Baru setelah masuk UGD. Sebabnya apa?. Saya juga kurang tau. Sama sekali nggak ada keluhan. Bahkan malamnya sebelum masuk rumah sakit dia masih nyanyi. Tetapi akhir-akhir ini kelihatan dari mukanya pucat, tapi dia nggak pernah mengeluh,” katanya.
Padahal, sebelumnya dijelaskan Siswati, pak Raden tidak memiliki riwayat sesak nafas, atau gangguan pada paru-parunya.
“Tidak ada sama sekali. Dan kalau ke dokter secara rutin periksa kaki.Tetapi nggak ada penyakit lain saat pemeriksaan,” jawabnya.
Detik-detik kematian sang maestro
Sebelum mengembuskan nafas terakhir Drs. Suyadi atau yang beken disapa Pak Raden memang sempat dilarikan ke Rumah Sakit Pelni, Petamburan, Jakarta Pusat.
Saat itu, kondisi Pak Raden sempat menurun hingga harus dibawa kerumah sakit.
Kondisi terakhir Pak Raden ini dibeberkan oleh Nanang, pria yang sudah lama merawat Pak Raden selama sakit yang dideritanya.
"Sebelumnya dibawa kerumah sakit (kamis 29/10/2015) dia sudah panas badannya. Saya bilang bapak badannya panas, kata pak Raden nggak panas. Terus saya bilang manajemennya, Pak Sodjo nanti hari Jumat aja mau dibawa," tutur Nanang, seperti dilansir Tribunnews.com dari Tabloidnova, Minggu (1/11/2015).
"Saya malah disuruh pulang, tapi tetep dirumahnya. Dia bilang Nang pulang saja tapi lampu nyalahin," cerita pria yang sudah lama merawat Pak Raden selama 39 tahun.
Nanang tak kuasa meninggalkan pak Raden meski disuruh pulang.
Namun, benar saja, jam 3 dini hari, Pak Raden meminta tolong kepadanya agar bisa mengantarnya ke kamar mandi untuk buang air kecil.
"Pas jam 3 dini hari dia manggil saya, 'Nang saya mau kencing'. Saya anter dia ke kamar mandi, megangin dia sempai keringetan karena takut jatuh. Pas lagi di kamar mandi bapak (Raden) saya panggil diem aja, saya bopong ke tempat tidur, baru saya telepon pak Sodjo managernya. Akhirnya dibawa ke Rumah sakit jam 5 pagi, dari situ kondisinya nggak tau lagi " cerita Nanang.
Diakui Nanang, 39 tahun merawat pak Raden, ia tak menemukan keluhan pada beliau.
Herannya, meski sakit pak Raden tetap terus berkarya.
"Keluhan nggak ada, karena dah niat ngerawat dia kayak orangtua sendiri. Dia orang yang baik, dia seniman terkenal juga," ucap Nanang.
Novrina/Tabloidnova.com