TRIBUNNEWS.COM - Sonia Gandhi, sang produser fillm 'Angeline; Inspiring of True Story Angeline' mengungkapkan, dirinya tak mempunyai modal banyak untuk mendirikan rumah produksi.
Saat awal kali pendirikan rumah produksi, Sonia mengaku menguras tabungan hasil simpanan selama bekerja sebelumnya sebesar Rp80 juta. Selebihnya, ia mengaku mendapat bantuan dana dari ibundanya di Cilacap.
"Modal saya awal kali mendirikan usaha rumah produksi ini yang murni dari uang tabungan saya kisaran Rp80 juta. Itu uangnya untuk perizinan, kantor. Dan untuk film lain lagi. Total modal awal lebih Rp200 juta," akunya.
Sekitar setahun mendirikan rumah produksi, Sonia mengaku tengah menggarap dua film, yakni film 'Anak Gerbong' dan film 'Angeline; Inspiring of True Story Angeline'.
"Next project, film Makam Juang Mandor. Mudah-mudahan film dari rumah produksi kami bisa diterima," ujarnya.
Pantauan Tribun, kantor yang menjadi tempat rumah produksi Sonia Gandhi tidak terlalu mewah. Bangunan kantor sewaan dengan dua lantai tersebut memiliki luas sekitar 15x12 meter persegi dengan halaman parkir yang dengan beberapa pepohonan rimbun di bagian depan.
"Yah, begitu lah, yang namanya merintis usaha harus berani keluar modal sendiri dan mulai dari bawah," tukasnya.
Sonia menyadari, film Angeline yang akan dibuatnya ini akan berdampak besar ke masyarakat. Mulai dampak secara hukum maupun sosial, seperti di-bully di media sosial Sebab, selain kasus terbunuhnya Angeline menjadi perhatian nasional dan internasional, kasus tersebut juga masih bergulir di pengadilan hingga saat ini.
Sonia mengaku sudah memperhitungkan dan siap terhadap dampak-dampak tersebut. "Kalau nanti ada yang mengkritik seperti itu, yah monggo, nggak apa-apa, saya siap. Tapi, tujuan film ini tidak sekadar mencari keuntungan, tapi ada pesan mendalam," ucap Sonia.
Sonia menegaskan, terlepas potensi dampak-dampak tersebut, publik juga harus melihat pesan utuh yang disampaikan dari film Angeline ini. Bahwa, pihaknya ingin mengajak masyarakat agar peduli terhadap potensi kekerasan yang dialami oleh anak-anak.
"Film ini sebuah media dan dalam film itu, kami tidak menyampaikan pesan yang bersifat provokasi kepada penonton atau menghakimi seseorang. Jadi, saya sudah siap kalau film saya dikritik, semisal film kok seperti ini, seperti itu," ujarnya.
Menurut Sonia, dirinya merencakan pembuatan film Angeline bisa diselesaikan kurang dari setahun sejak Juli 2015. Proses yang sudah dilakukan di antaranya perencanaan, pra-produksi, seperti ide hingga alur cerita, casting pemain, pembuatan teasure, penentuan lokasi shooting hingga perizinan.
Rencananya, tahapan produksi film Angeline dimulai pada Februari 2016 dan sudah bisa tayang di bioskop pada Mei 2016.
Karena menyangkut 'dapur perusahaan', Sonia menolak membeberkan modal untuk penggarapan film Angeline ini. Namun, ia menginformasikan film ini akan menghabiskan dana miliaran rupiah.
Sonia tak menampik film garapan rumah produksinya ini akan 'meledak' dan menghasilkan benefit. Namun, ia pun sudah siap jika kenyataan yang terjadi nantinya adalah sebaliknya atau tidak balik modal.
"Nggak balik modal juga saya siap, begitu lah dunia usaha perfilman," ujarnya.(coz)