TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -
Produser sekaligus pemilik rumah produksi PT CVS, Niken Septikasari mengatakan, film 'Untuk Angeline' lebih menitikberatkan pada cerita kehidupan dan perjuangan seorang ibu kandung yang terpaksa menyerahkan anaknya ke orang lain karena kemiskinan.
Hamidah sang ibu kandung berjuang mencari anak kesayangannya itu, namun tidak membuahkan hasil.
Justru kenyataan pahit yang didapatkannya. Karena anak kesayangannya itu ditemukan meninggal di rumah orang yang dititipkan untuk merawat Angeline dan belum diketahui pelakunya.
"Pesannya saya agar film ini ditonton semua orang. Dan pesan film ini adalah untuk semua keluarga, agar apa yang menimpa Angeline tidak terjadi lagi. Memberikan pelajaran agar kemiskinan harus diberantas dan kita harus peduli terhadap anak," ujarnya.
Niken mengaku tidak khawatir mendapatkan masalah secara hukum dan sosial dengan berani memfilmkan terkait kisah Angeline ini. Ia mengaku sudah siap menghadapi potensi gugatan hukum maupun dampak secara sosial dari masyarakat dari filmnya ini.
Sebab, film 'Untuk Angeline' tidak menggunakan kisah nyata kasus Angeline secara murni, tapi lebih fokus pada perjalanan Hamidah dalam mencari anak kesayangan, Angeline.
"Misal ada yang mengkritik, bahwa film ini terkesan mengambil untung dari kasus orang lain. Saya bilang, saya sendiri nggak tahu, apa film ini mau untung atau mau rugi. Memang ada yang menjamin sebuah pembuatan film akan untung? Kan tidak. Makanya nanti saya akan terima apapun hasilnya, baik untung atau rugi," ucapnya.
"Ini karena niat baik untuk dukungan keluarga Angeline,
Iya, saya sudah kalau ada yang mengkritik atau mem-bully. Biarkan saja, yang penting niat saya baik