TRIBUNNEWS.COM - Korban dugaan pencabulan yang dilakukan oleh pendangdut Saipul Jamil saat ini masih ditangani seorang psikolog untuk melakukan penyembuhan.
Trauma yang mendalam membuat DS harus ditangani secara khusus.
Sebab, saat pertama kali kenal dengan Ipul, DS tak pernah menyangka, jika Ipul memiliki orientasi berbeda.
Terlebih diketahui DS, Ipul dikenal sebagai pria yang taat beribadah.
"DS itu tidak tahu, karena DS itu melihat SJ, Bang Ipul itu sebagai panutan. Bahkan di tengah jalan ketika perjalanan dari kegiatan sampai rumah, kalau ada masjid waktu salat, ya berhenti saat salat. Makanya itu saking kagetnya yang dia mungkin banggakan berbuat yang tidak senonoh melakukan pelecehan seksual. Dia kaget, syok, trauma, depresi, karena apa yang dia sangkakan selama ini ternyata berbalik 100 persen," kata Osner Johson Sianipar saat ditemui di Kantor KPAI, Menteng, Jakarta Pusat.
Osner juga menjelaskan, sebenarnya banyak kejadian yang membuat DS tak nyaman.
Namun, lagi-lagi, DS menghilangkan pemikiran negatifnya mengingat sosok Ipul yang cukup baik dimatanya.
"Oh iya, jadi sebenarnya Dia sudah mulai tidak nyaman, ada rasa gerah, tapi itu sudah subuh jam 02.00-an menjelang jam tiga. Dia mau pulang tapi lihat pintu terkunci, anak kunci enggak ada, jadi dia enggak bisa pulang. Pagar juga terkunci. Ia mau berteriak saat kejadian itu dia merasa ketakutan, 'kalau saya berteriak ini bukan rumah saya, nanti kalau ada apa-apa saya yang konyol, saya yang menjadi korban lebih parah lagi'. Maka itu pada saat jam 04.30 saat sopir melakukan salat subuh, pintu sudah terbuka, di situ dimafaatkan oleh DS, dengan mengambil sepatunya, tergopoh-gopoh melarikan diri dari rumah itu kemudian melapor ke securty, security menganjurkan melaporkan ke polisi sehingga security menemani melapor ke Polsek Kelapa Gading," jelas Osner panjang lebar.
Novrina/Tabloidnova.com