Laporan Wartawan Tribunnews.com, Achmad Rafiq
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Film 'Surat Cinta untuk Kartini' menjadi alternatiF untuk anak-anak sekolah belajar sejarah, terutama cerita soal perjuangan Raden Ajeng (RA) Kartini.
Sejumlah sekolah di daerah mengadakan nonton bareng (Nobar) film 'Surat Cinta untuk Kartini'. Dua diantaranya adalah SMAN 1 Bandung dan SDN 001 Balikpapan Kota.
Murid SMAN 1 Bandung bahkan membuatkan gimmick tulisan dari kertas karton “SMAN SATU BANDUNG SURAT CINTA UNTUK KARTINI” dan mempostingnya ke media sosial.
Hal tersebut tentu menjadi sebuah apresiasi bagi rumah produksi MNC Pictures yang telah membuat film 'Surat Cinta Untuk Kartini'.
Sementara itu, di Balikpapan, kepala sekolah SDN 001 Balikpapan Kota mengajak 836 murid sekolahnya menonton film Surat Cinta Untuk Kartini di CGV Blitz Plaza Balikpapan.
Film Surat Cinta Untuk Kartini dipilih karena kepala sekolah percaya film ini memberikan pengetahuan sejarah kepada murid sekolah dengan cara yang menghibur.
“Terima kasih teman-teman yang sudah nonton bareng, saya sangat terharu melihat apresiasi kalian di sosial media," ucap Chicco Jerikho lewat keterangan tertulis yang diterima Tribunnews.com, Minggu (24/4/2016).
"Ternyata antusiasnya tinggi untuk Film Surat Cinta Untuk Kartini. Film ini memang pilihan yang tepat untuk kita yang ingin mengetahui sejarah Ibu Kartini," sambung pemeran Sarwadi dalam film Surat Cinta Untuk Kartini.
Sementara itu, menurut sang sutradara, Azhar 'Kinoi' Lubis, menuturkan jika film tersebut mengajak penonton mengenal sisi humanis Kartini sebagai gadis desa asal Jepara, melalui sudut pandang tukang pos bernama Sawardi.
Film fiksi yang berlatarbelakang sejarah RA Kartini tersebut, saat ini sedang tayang di seluruh bioskop Tanah Air sejak 21 April kemarin.
"Kami memang mengemas ringan film ini dengan menghadirkan tokoh fiksi Sawardi. Tujuannya, agar penonton tidak bosan dan pesan bagaimana Kartini memperjuangkan pendidikan perempuan tetap tersampaikan secara baik. Sehingga pesan yang ingin disampaikan film ini tidak mengubah sejarah yang ada," jelas Kinoi.