News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Maia Estianty Jawab Pertanyaan Netizen soal Penyakitnya dan Ini Kajian Medis 'Batu Empedu'

Penulis: Robertus Rimawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Maia Estianty posting foto hasil USG di akun Instagram miliknya, Jumat (29/4/2016). Terlihat ada tiga batu empedu yang harus dikeluarkan, hal ini mengundang simpati netizen dan mendoakan kesembuhan Maia.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyanyi Maia Estianty yang menuai simpati atas penyakit yang diderita memberikan tanggapan dari pertanyaan netizen, Jumat (29/4/2016). Saat ditanya terkait penyakit tersebut, Maia sempat menjawab pertanyaan netizen.

"@lydiawatikurniawan kurang minum air putih, karena konsumsi lemak yg banyak, karena sering tidur kemalaman," tulis akun Maiaestiantyreal akun resmi milik Maia Estianty.

Maia Estianty didoakan netizen agar menjalani operasi dengan lancar dan segera sembuh.

Mantan istri musisi Ahmad Dhani posting foto hasil Ultrasonografi (USG) batu empedu.

"Ditemukan 3 batu di empedu saya sebesar 1.5 cm. Mustinya koleksinya batu berlian, eh, ini dikasih anugerah batu empedu. Pantesan asam lambung saya kumat tiap hari... kemungkinan akan dioperasi. #maiaestianty #empedu."

Postingan tersebut mengundang simpati netizen.

Sebagian besar berharap Maia bisa menjalani operasi dengan lancar dan segera sembuh.

Namun ada juga netizen yang menyarankan Maia agar menemui Kyai sebelum dioperasi karena ia melihat sesuatu yang janggal.

Pada foto tersebut terlihat memang ada tiga batu mepedu yang harus segera dihilangkan.

Ada berbagai cara untuk menghilangkan batu tersebut baik secara alami maupun dioperasi.

Penanganan batu empedu

Penanganan batu empedu secara medis banyak dibahas di berbagai media.

Kompas.com pernah mengupas terkait hal ini.

Gejala utama peradangan empedu termasuk batu kandung empedu adalah nyeri perut.

Nyeri perut sendiri adalah suatu keadaan yang sering ditemukan dan mengantarkan pasien datang ke RS baik di poliklinik maupun gawat darurat RS.

Pasien yang datang ke Poliklinik penyakit dalam 30 % karena nyeri perut dan 50-60 % yang datang ke konsultan penyakit lambung dan pencernaan.

Nyeri perut yang terjadi bisa tiba-tiba atau kronis.

Nyeri perut berhubungan dengan organ yang terkena yang menimbulkan nyeri perut tersebut.

Nyeri perut di ulu hati tidak selalu berasal dari lambung atau maag, bisa berasal dari pancreas, kandung empedu, liver atau usus dua belas jari.

Bahkan nyeri perut di ulu hati juga bisa berhubungan dengan serangan jantung dalam hal ini serangan jantung bagian bawah (infark miokard inferior).

Nyeri ulu hati karena masalah kandung empedu terjadi karena adanya peradangan pada kandung empedu baik berlangsung akut maupun kronis. 

Nyeri ulu hari karena masalah di kandung empedu bisa juga terjadi karena adanya batu pada kandung empedu.

Jika dianalisa lebih lanjut batu kandung empedu terdiri dari batu Kolesterol dan batu pigmen.

Nyeri karena adanya batu kandung empedu berlangsung beberapa saat dan berulang (kolik bilier), biasanya nyeri tersebut dapat menjalar ke punggung belakang.

Untuk mengetahui penyebab dari nyeri ulu hati tersebut perlu dilakukan USG abdomen.

Melalui pemeriksaan USG abdomen dapat diketahui apakah ada peradangan baik akut maupun kronis pada kandung empedu tersebut.

Selain itu melalui pemeriksaan USG juga diidentifikasi adanya batu pada kandung empedu. 

Pemeriksaan USG abdomen juga dapat mengevaluasi saluran empedu, bisa mengidentifikasi adanya pelebaran saluran empedu.

Sumbatan bisa terjadi jika batu yang ada di kandung empedu menyumbat pada saluran empedu tersebut.

Data yang ada pada kami 20 % pasien dengan keluhan nyeri ulu hati atau nyeri perut disebabkan karena gangguan pada kandung empedunya baik berupa batu di kandung empedu atau peradangan pada kandung empedu itu sendiri.

Kalau dilihat dari umur 20 % kasus yang mengalami gangguan pada kandung empedu tersebut lebih dari 80 % berumur diatas 40 tahun dan tidak ada yang berumur dibawah 30 tahun.

Peradangan pada kandung empedu (kholesistitis) yang berlangsung tiba-tiba atau akut, bisa ringan dan bisa berat.

Pada kondisi yang berat, infeksi bisa saja selain mengenai kandung empedu juga bisa mengenai pancreas.

Bahkan bisa terjadi infeksi luas dan sistemik yang dapat membahayakan jiwa.

Pasien dengan peradangan kandung empedu akut perlu dirawat di RS dan perlu mendapat antibiotika sistemik.

Kandung empedu yang bermasalah apalagi ada batu didalamnya biasanya memang kandung empedu tersebut harus diangkat (kolesistektomi).

Pada kondisi yang ringan dan dengan batu kandung empedu tanpa keluhan sama sekali, biasanya tidak perlu diatasi dengan operasi.

Pengobatan pada batu kandung empedu yang tunggal dan kecil (diameter kurang dari 1,5 cm) cukup dengan diet dan obat-obatan.

Obat-obatan yang diberikan yaitu obat yang bekerja melarutkan batu Kolesterol yaitu ursodeoxycholic acid (UDCA).

Obat ini biasanya diberikan selama 3 bulan.

Pada kasus yang memang memerlukan oeprasi, saat ini sebagian besar RS juga telah menerapkan tehnik  laparaskopi untuk pengangkatan  kandung empedu tersebut.

Melalui tehnik ini masa rawat manjadi pendek, komplikasi paska operasi menjadi minimal.

Kenapa seseorang bisa terkena batu empedu?

Wanita lebih banyak pada laki-laki, semakin tinggi umur semakin tinggi terkena batu kandung empedu ini, pada pasien diatas 40 tahun akan lebih berisiko untuk terjadinya batu kandung empedu.

Di Amerika 25 % wanita berumur 60 tahun mengalami batu empedu dan setelah diatas 75 tahun hampir 50 % mengalami batu empedu.

Risiko lain untuk terjadinya batu kandung empedu antara lain obesitas, diabetes mellitus, pasien dengan sindrom metabolik yaitu dengan  obesitas, kadar Kolesterol HDL (Kolesterol baik) yang rendah, trigliserida yang tinggi, tekanan darah yang tinggi, dan juga dengan gula darah yang tinggi, riwayat keluarga dengan kandung empedu, diet tinggi lemak dan tinggi Kolesterol dan rendah serat dan yang menarik juga ternyata penurunan berat badan yang mendadak juga bisa menyebabkan terbentuknya batu kandung empedu.

Bagi pasien yang sudah dioperasi kandung empedunya juga tetap harus menjaga makannya karena bisa saja terbentuknya pasir dan batu pada saluran empedunya walau kandung empedunya sudah diangkat.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini