TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembantu perempuan rumah Saipul Jamil kini ada 4 orang yang menjaga dan merawat rumah Saipul.
Empat orang ini tiga asisten dan dirinya selaku pembantu rumah tangga.
Sang pembantu menampik rencana penjualan rumah Saipul Jamil di Jalan Gading Indah Utara VI Blok NH 10 No 5N, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Sabtu (30/4/2016) lantaran sang majikan mengalami kebangkrutan pasca-diproses hukum.
Ia menceritakan, Saipul tetap bertanggung jawab terhadap pembayaran gaji keempat karyawannya kendati ia tengah berada di balik jeruji besi.
"Masih digaji kok. Kita semua masih digaji, dia masih tanggung jawab. Malah kita diminta jangan pergi, jagain rawatin rumah," akunya.
Ketua tim kuasa hukum, Kasman Sangaji mengakui hal yang sama.
Kasman mengakui, kasus yang menimpa Saipul hingga membuatnya mendekam di penjara berakibat putusnya kontrak kerja dengan sejumlah perusahaan.
Hal itu secara tidak langsung telah mematikan pemasukan keuangan Saipul.
Namun, Kasman menilai Saipul sebagai orang yang bertanggung jawab, termasuk kepada para pembantu rumah dan para pengacara yang membantu pendampingan proses hukumnya.
"Itu lah beban dia, tapi ternyata dia masih bertanggung jawab dengan karyawan-karyawannya, nggak ada yang di-PHK," ujar Kastam.
Menurut Kasman, Saipul belum pernah menunda atau meminta keringanan pembayaran jasa kepada sembilan pengacara yang menjadi tim kuasa hukumnya.
"Kalau buat kami, pembayaran aman-aman aja. Kami ada sembilan pengacara, saya ketua timnya. Sembilannya aman. Kalau angka bayar pengacaranya, itu rahasia," ujarnya.
"Kami nggak ada soal success fee (biaya kemenangan perkara). Kami hanya melakukan pekerjaan agar bagaimana buat klien nyaman dan puas atas hasil kerja kami," sambungnya.
Ditanya lebih lanjut tentang alasan Saipul menjual rumah pribadinya, Kastam mengaku belum membicarakan hal itu dengan kliennya. "Waktu ketemu beberapa hari lalu, dia nggak curhat soal butuh uang atau mau jual rumah," ujarnya.
Dengan begitu, Kastam menyangsikan kliennya mengalami kebangkrutan keuangan.