Baca tanpa iklan
TRIBUNNEWS.COM - Penyanyi dan pemain film Sophia Latjuba bukan perempuan yang mudah menangis, tetapi ia bisa menangis karena hal tertentu.
"Selain karena patah hati, aku menangis kalau melihat hal menyentuh hati," kata Sophie.
Ia, misalnya, menangis haru ketika melihat sejumlah warga di Eropa siang malam bekerja membantu para pengungsi yang menyerbu negara mereka.
"Mereka tidak ada yang menyuruh, juga tak dihukum kalau tak membantu pengungsi yang tak mereka kenal, tetapi mereka mau melakukan itu. Membukakan pintu bagi para pengungsi, memberi mereka selimut," ujarnya mengenai hal yang membuatnya menangis.
Rasa sedia membantu mereka yang kesulitan itulah yang menurut Sophie mulai pudar dari orang Indonesia.
Ucapan ibu dua anak itu berkaitan dengan aktivitasnya dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG).
Sophie bersama pembawa acara Farhan dan aktivis Alissa Wahid menjadi duta gerakan tersebut.
Mereka bersama pengurus International NGO Forum on Indonesian Development, Selasa (17/5/2016), berkunjung ke Redaksi Kompas di Jakarta.
Menurut Sophie, gerakan menyejahterakan rakyat lewat pendidikan, kesehatan, dan lainnya sesuai tujuan SDG mudah dilakukan apabila kita tidak miskin empati.
"Bagaimana cara menumbuhkan empati, bisa dengan memberi contoh atau lewat pembelajaran di sekolah," lanjutnya.
TRI/HARIAN KOMPAS