TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Paul McCartney (73) mengaku terus terang soal depresi yang dideritanya setelah The Beatles bubar dan mempertimbangkan untuk meninggalkan dunia musik sama sekali.
Dalam wawancara dengan program Mastertapes di Radio BBC 4, dia mengatakan kehilangan ketika band tersebut bubar karena "pertengkaran sengit" tahun 1970.
"Sulit untuk mengetahui apa yang dilakukan setelah The Beatles. Bagaimana Anda meneruskannya."
"Saya depresi. Anda akan depresi. Anda berpisah dari teman-teman seumur hidup. Jadi, saya meminum alkohol," katanya.
The Beatles resmi bubar pada 1970 dengan meluncurkan Let It Be, tetapi bibit perpecahan sudah muncul setahun sebelumnya ketika Allen Klein ditunjuk sebagai manajer, yang bertentangan dengan keinginan McCartney.
Gugatan hukum
Walau Klein berhasil membantu restrukturisasi bisnis The Beatles, Apple, yang sempat merugi, ia mendapat saham besar dari keuntungannya dan memberi hak untuk memproduksi rekaman The Beatles di AS untuk perusahaannya sendiri.
Klein makin membuat McCartney marah karena membayar Phil Spector untuk memasukkan paduan suara, orkestra, dan tabuhan drum dalam Let It Be.
Untuk melawan Klein, McCartney kemudian mengajukan gugatan hukum atas para anggota lain The Beatles, yang akhirnya memutus perkawanannya dengan John Lennon.
"Bisnis yang memisahkan kami," kata McCartney.
Namun, hubungan ia dengan Lennon kembali membaik beberapa bulan sebelum Lennon tewas ditembak oleh Mark Chapman di New York, AS, pada 1980.
"Saya sesekali menelepon John. Kami ngobrol tentang anak dan membuat roti," kenangnya.(Ati Kamil)