News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Heboh di Jagat Maya, Suara Merdu Imam Alumni ITB Membuat Jemaah Menangis Haru

Editor: Rendy Sadikin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Muzammil Hasballah

TRIBUNNEWS.COM - Mendengarkan bacaan Al Quran dengan lantunan yang sangat merdu memang selalu membuat hati berdesir.

Hal itu juga yang terasa kala mendengarkan suara merdu Muzammil Hasballah, mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan Teknik Arsitektur angkatan 2011.

Video Muzammil saat menjadi imam di Masjid Al Lathief Bandung yang diunggah oleh pemilik akun Facebook Erie Khairiyani tersebar luas di Facebook.

Dalam video itu, Muzammil melantunkan QS. Al Buruj 12-22 dengan sangat merdu dan fasih.

Saking merdunya, banyak orang yang memuji suara pemuda asli Aceh itu.

Imam masjid Salman ITB, Muzammil Hasballah yang barusan di wisuda mendapat banyak pujian dari netizen bahkan dari Imam Besar Masjidil Haram Syekh Adel Al kabani.

"Ini yang pernah bikin aku bercucuran airmata waktu salat subuh berjamaah di masjid Salman beberapa waktu lalu," tutur Ernydar Irfan.

Suaranya mirip Ziyad Patel, Ucap yang lain.

"Emang kece bacaan quran nya, di video itu beliau lagi jadi imam di masjid al Lathief Bandung," ujar Agung Ziaulhaq.

"Kalo mau dengerin suaranya langsung silakan datang aja ke masjid al Lathief di jalan supratman Bandung sekalian ikut kajiannya. Setiap hari Senin, Rabu dan Sabtu dari pukul 18.00 hingga 21.00," kata Junaedi Ramdan.

Muzammil memang mengunggah video-videonya ketika menjadi imam di akun Instagram miliknya @muzammilhb.

Bahkan ada di salah satu video ketika Muzammil membaca doa, seluruh jemaah di masjid menangis.

Saat itu, di pengujung salat, Muzammil tengah memimpin doa untuk para korban perang di Aleppo, Suriah.

Siapa sejatinya Muzammil?

Pria kelahiran Sigli, Aceh, ini sejatinya sudah mulai mengunggah video kala menjadi imam sejak 2012.

Tapi, baru pada awal 2016, video unggahannya itu menghebohkan jagat maya.

Lulus dari ITB, Muzammil kini bekerja di salah satu perusahaan di Kota Bandung, sebagai seorang konsultan.

Selain itu, ia juga pada saat bulan Ramadan mendapat berbagai tawaran untuk menjadi imam masjid di tiap-tiap wilayah Kota Bandung.

Di tengah kesibukannya sebagai seorang pelajar pada saat itu, kata Muzammil, selalu menyempatkan untuk membaca Al Quran beserta mempelajari nada-nadanya.

"Alhamdulillah, saya lahir dan besar di Aceh. Jadi sejak kecil sudah belajar pendidikan Al quran dari keluarga dan pengajian-pengajian. Saya juga sewaktu SMP sempat memperdalam ilmu Al Quran, kemudian SMA sekolah di boarding. Saya bersyukur, dalam perjalanan hidup saya Alhamdulillah tidak lepas dari Al Quran," kata Muzammil kepada Tribun saat menghadiri acara remaja mengaji di Masjid Agung Trans Studio Bandung, beberapa waktu silam.

Dengan tidak terlepasnya pada Al Quran, Muzammil mengatakan mendapat keberkahan dan kemudahan dalam menjalani kehidupan, berkat dari mempelajari dan mendekatkan pada Al Quran.

Sementara itu, ia menegaskan tidak ada metode khusus untuk dapat memiliki suara merdu dan fasih.

Kata Muzammil, teknik atau caranya itu dengan belajar terus-menerus didampingi guru secara serius.

"Dulu sih saya belajar khususnya terkait irama terlebih dahulu, sebab untuk kepentingan mengikuti kompetisi tingkat anak-anak. Dari sana, saya mulai berlatih secara serius," ucap Muzammil yang juga ikut dalam komunitas gerakan pemuda hijrah.

Anak gaul

Di tengah kesibukannya menjadi seorang konsultan sekaligus arsitek, ia menjelaskan tidak ada perbedaanya dengan remaja lainnya.

Dia juga senang berolahraga, seperti bermain skateboard, berenang, dan traveling. Untuk ke depannya, ia tidak memiliki target yang muluk-muluk.

Ia hanya ingin menekuni kegiatan rutinitasnya sehari-hari dengan penuh semangat dan tanggung jawab.

"Intinya, saya ingin memberikan sesuatu di komunitas dalam bentuk mengajar mengaji ke anak anak muda, agar mereka pun dapat paham dan nantinya memiliki suara yang bagus, sebab dengan suara bagus dan ditunjang juga irama yang bagus, maka asyik buat didengar. Jadi, anak-anak muda bisa lebih senang dan cinta dengan Al Quran," jelasnya.

Terakhir, Muzammil juga menanggapi perihal terkait komentar dari Imam besar Masjidil Haram tersebut.

Menurutnya, komentar imam besar itu dianggap biasa saja, sebab ia merasa imam besar hanya merespon dengan menulis bacaannya bagus, tidak lebih dari itu.

"Biasa saja, justru menjadi motivasi buat saya. Jadi, saya sudah memperdengarkan suara saya, dan mesti belajar serta berlatih banyak terkait kefasihan dan tajwidnya terus menerus, dan tidak akan puas sampai di sini," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini