News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

HUT Kemerdekaan RI

Mengintip Sosok Pembawa Bendera Merah Putih Nilam Sukma Pawening

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Rendy Sadikin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Nilam Sukma Pawening, Paskibraka asal DKI Jakarta.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilam Sukma Pawening yang mewakili Provinsi DKI Jakarta terpilih sebagai pembawa bendera merah putih dalam upacara peringatan kemerdekaan ke-71 Republik Indonesia, Rabu (17/8/2016) di Istana Merdeka, Jakarta.

Bersama Nilam, ada tiga orang yang bertugas untuk mengibarkan bendera merah putih yakni Rahmat Duhe yang mewakili Gorontalo, Muhammad Akbar sebagai pembentang bendera yang mewakili Kalimantan Barat, serta Muhammad Aditya Ersyah Lubis sebagai pengerek bendera yang mewakili Banten.

Siapa sosok Nilam Sukma Pawening?

Tribunnews.com pernah berkesempatan berjumpa dan mewawancarai Nilam Sukma Pawening yang mewakili Provinsi DKI Jakarta terpilih sebagai pembawa baki berisi bendera merah putih.

SMAN 67 Jakarta merupakan asal sekolah dari Nilam.

Nilam Sukma Pawening dara asal DKI Jakarta yang terpilih menjadi anggota Paskibraka 2016 mempunyai tokoh inspiratif yang ingin ditemuinya.

Nilam berharap dengan keterlibatannya menjadi anggota Paskibraka, ia dapat bertemu Dahlan Iskan.

"Tokoh inspiratif yang pengen aku temui ya Pak Dahlan Iskan," ucap Nilam saat ditemui di lapangan PP-PON Cibubur, Kamis (10/8/2016) lalu.

Nilam merasa terinpirasi untuk lebih maju usai membaca buku berjudul Sepatu Dahlan.

"Sepatu Dahlan bukunya Pak Dahlan Iskan pernah aku baca, menginpirasi aku banget termasuk sampai ke tempat ini (menjadi Paskibraka), aku kayak pengen lebih dekat gitu sama beliau," tuturnya.

Buku Sepatu Dahlan sendiri menceritakan perjalanan seorang Dahlan Iskan kecil yang miskin di Jawa Timur.

Dahlan Iskan ingin mewujudkan impiannya mempunyai sepasang sepatu dan sepeda.
Buku tersebut diterbitkan pada tahun 2012 lalu.

Kesibukan Paskibraka

Lapangan Pusat Pemberdayaan Pemuda dan Olahraga Nasional (PP PON), Cibubur menjadi saksi sejarah pusat pelatihan 68 orang Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka). Terakhir, menjadi 67 orang, setalah mimpi calon anggota Paskibraka asal Depok Gloria Natapradja Hamel pupus alias dicoret karena dwi kewarganegaraan.

Latihan tersebut sudah berlangsung sejak 28 Juli 2016 lalu dan masih akan terus dilakukan hingga 15 Agustus 2016.

Pada 15 Agustus 2016 mendatang, para pasukan pengibar bendera itu akan melakukan gladi bersih di Istana Negara.

"Setiap hari kami masih lakukan persiapan, mulai dari latihan baris berbaris, langkah jalan di tempat, langkah tegap dan pengibaran dan penurunan bendera. Proses latihan di sini sejak 28 Juli sampai 14 Agustus, tanggal 15 kita gladi bersih di Istana," kata Wakil Koordinator Pelatih Paskibraka 2016, Kapt. Infantri Suswan.

Menurut Suswan, progress latihan para pasukan pengibar bendera sudah mencapai 80-90 persen. Dikatakannya, hal itu merupakan hasil yang cukup baik dimana semuanya berlatih dari nol dan satu sama lain tidak saling mengenal.

"Progress latihan sudah ada peningkatan. Kita melaksanakan dari awal, dari dasar dan hingga saat ini hasilnya peningkatan 80-90 persen," ujarnya.

Masih kata Suswan, untuk waktu latihan pasukan pengibar bendera dilakukan setiap hari mulai dari pukul 07.00 WIB - 17.00 WIB. Sebagai kegiatan permulaan sebelum latihan, pasukan pengibar bendera melakukan senam pagi dan lari pagi untuk menjaga kebugaran.

"Kalau malam hari mereka (Paskibraka) dibekali bimbingan mental untuk mengisi kekosongan waktu. Ada materi-materi untuk memperkuat mental mereka," katanya.

Saat Tribun mengunjungi lokasi pelatihan anggota Paskibraka terlihat berlatih menggunakan seragam kaos panjang berwarna putih dipadu dengan celana panjang berwarna merah.

Untuk bagian sepatu ada anggota paskibraka yang menggunakan sepatu yang diberikan pihak penyelenggara ada juga yang menggunakan milik pribadi.

Usai makan siang para paskibraka mendapatkan pengarahan di dalam ruangan, lalu melakuakn fitting seragam yang akan digunakan Selasa, 17 Agustus 2016 mendatang.

Kemudian sekitar pukul 16.00 WIB para anggota paskibraka kembali turun ke lapangan untuk melakukan pelatihan baris berbaris.

Penuh Perjuangan

Untuk menjadi seorang anggota Paskibraka tidak semudah membalik telapak tangan, salah satu yang mau berbagi cerita kepada Tribun adalah Reyvelino Sasiang, putra daerah asal Sulawesi Utara. Bisa sampai Jakarta, Reyvelino melalui tahapan yang panjang dan menghabiskan waktu yang cukup lama.

Lokasi rumahnya yang berada di pedalaman membuat siswa SMA Negeri 1, Tahuna itu harus menggunakan jalur darat dan laut untuk sampai di tempat seleksi.

"Saya dari kabupaten Sangihe dari ibu kota Manado agak jauh jadi semalam naik kapal masuk di Sangihe jam 04.00 WIB tiba di kota jam 07.00." jelas Reyvelino.

Usai dinyatakan lolos ke tahap nasional, Reyvelino dan tiga kandidat paskibraka segera terbang ke Jakarta menggunakan pesawat.

Sebelum menjadi anggota Paskibraka, Reyvelino memang sudah aktif mengikuti kegiatan ekstrakulikuler Paskibra di sekolahnya, SMA Negeri 1 Tahuna.

Konsistensi pun ditunjukkan Reyvelino yang rela pulang sekolah kembali ke rumah hanya untuk makan lalu kembali lagi ke sekolah untuk latihan Paskibraka.

Untuk sampai ke sekolahnya, pemuda yang lahir di tanggal 20 Februari itu harus menggunakan kendaraan motor agar lebih cepat sampai.

"Saya biasanya naik motor ke tempat latihan atau sekolah, kalau sekolah sekitar setengah jam perjalanan saya berangkat jam 6, pulang sekolah hanya ganti baju, makan, lalu kembali lagi ke tempat latihan." tutur Reyvelino dengan logat khas Sulawesi Utara yang masih sangat kental.

Hingga proses pelatihan yang sudah berjalan dua minggu sejak 28 Juli 2016 lalu, Reyvelino masih tidak menyangka dirinya dapat mengalahkan ratusan orang yang dianggapnya lebih keren.

"Saya masih tidak menyangka, saya enggak tahu ternyata Tuhan pilih saya bisa sukses kayak gini ada niat dari hati saya, pertama mau mengharumkan nama orangtua jadi saya coba jadi Paskibraka ternyata lolos," ucapnya dalam sikap sempurna saat berbaris (kedua tangan dikepal di samping kiri dan kanan bagian paha).

Dengan ikutnya Reyvelino menjadi anggota Paskibraka, ia berharap bisa menjadi bekal untuk mewujudkan cita-citanya menjadi Akmil (Akademi Militer).

Di Jakarta Reyvelino harus mengikuti tahapan seleksi yang begitu ketat mulai dari pemilihan di sekolah, kabupaten, provinsi hingga tingkat nasional.

Sampai di Jakarta pun empat orang yang terpilih dari daerah masih melalui beberapa seleksi lagi seperti psikotest, kesehatan, baris berbaris, dan rangkaian seleksi lainnya hingga terpilih dua orang, satu putra dan satu putri.

"Dari seleksi di kecamatan memang ada teman-teman, saya lihat ada yang tinggi, pintar, pas dengar pengumuman kalau di kecamatan saya yang juara satu, saya tidak menyangka,"ujar Reyvelino.

Impian Reyvelino ke Jakarta hampir saja pupus akibat ulah kandidat lain yang menukar kertas jawaban tesnya.

Kejelian para petugas yang melihat kecurangan itulah yang menolong Rey panggilan akrab Reyvelino lolos ke tahap berikutnya.

"Saya seleksi di kabupaten mereka seperti main curang, kertas nilai saya ditukar tapi ketahuan dari kakak-kakak panitia, untung kakak-kakaknya percaya sama saya," tutur Rey. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini