Laporan Wartawan Warta Kota, Nur Ichsan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tak disangka dan tak dinyana, label finalis 'Hijab Hunt 2016' telah mengantarnya menjadi seorang penyanyi yang ikut meramaikan dunia tarik suara di Indonesia, dia adalah Kanya Cittasara, yang meluncurkan single lagu berjudul 'Supernova', sebuah lagu yang ditata apik dengan ramuan musisi Endha dan aransemen Bagus Bagaskara.
Menurut Kanya, lagu yang dinyanyikannya itu terinspirasi saat menonton televisi yang menyiarkan tentang ledakan sebuah bintang galaxy yang secara filosofi digambarkan sebagai dua bintang yang jatuh cinta tapi ternyata saat hendak bersatu justru malah terjadi ledakan.
“Mendapatkan inspirasi seperti itu tangannya langsung bergerak menuliskan untaian kata-kata yang menyatu dalam rangkaian lagu yang mengisahkan tentang kehidupan keseharian, tentang manusia yang coba disatukan ternyata gak cocok sehingga tejadi pertentangan, ”kata Kanya Cittasara, saat dijumpai di Paviliun 28, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (20/8).
"Sebenarnya tidak ada kaitan antara predikat Kanya sebagai finalis 'Hijab Hunht 2016' dengan menyanyi, tetapi karena dirinya yang suka melantunkan lagu, akhirnya Kanya memberanikan diri terjun ke dunia rekaman, apalagi hape yang dimilikinya sudah dipenuhi oleh materi lagu, yang akhirnya Kanya memberanikan diri dibantu oleh teman-temannya dari Komunitas Song Written Club.
"Saya bersyukur, mungkin ini sudah ada jalannya melalui Hijab Hunt, meskipun tidak ada hubungannya, saya bisa mendapat kemsempatan untuk terjun di dunia tarik suara, apalagi dibantu dari teman-teman komunitas penulis lagu, membuat saya semakin mantap melakoninya, ”ungkap Kanya dara cantik berhijab ini.
Perihal penulisan lirik lagu ini dalam bahasa Inggris, Kanya punya alasan tersendiri, Dia mengaku tak sengaja membuatnya dalam bahasa asing, itu semua terjadi karena dorongan emosional kalau sedang mencurahkan hati, dan ia mengaku lebih mengerti dan memahami bila dalam bahasa Inggris, tetapi rencananya ke depan ia akan menuliskannya dalam bahasa Indonesia.
“Sebenernya sih nggak sengaja, soalnya kalau lagi curhat, secara emosional saya merasa lebih baik dalam bahasa Inggris, tapi nggak khawatir ke depan akan saya buat dalam versi bahasa Indonesia kok. Prinsip dasar saya dalam berkarya, tidak berorientasi pada orang lain, karena sebetulnya ini karya suatu pencapaian pribadi, kalau bisa diterima Alhamdulillah, gak muluk-muluk terjual berapa bersyukut, tapi lebih kepada pesan. Dah diterima aja bersyukur, suatu hal yang anugerah banget, ”urai Kanya Cittasara. (san)