Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polisi mendalami asal dua senjata api Gatot Brajamusti yang belakangan diakuinya dari mantan Kepala BPPN sekaligus pendiri lembaga The Ary Suta Center (ASC), I Putu Gede Ary Suta.
Hubungan keduanya tak terlepas didapuknya Gatot Brajamusti sebagaiĀ seorang anggota dewan penasihat atau board of advisors di lembaga konsultan bidang kepemimpinan dan strategi tersebut.
Tak hanya Gatot. Nama anggota DPR RI dari PDI Perjuangan, Profesor Hendrawan Supratikno, SE MBA PhD, menjadi penasihat di ASC.
Hendrawan mengaku mengenal Ary Suta, Aa Gatot hingga penyanyi Reza Artamevia yang menjadi murid spiritual Aa Gatot. Namun, ia tidak terlalu akrab dengan Gatot maupun Reza.
"Kalau ulang tahun Ary Suta Center, mereka berdua suka nyanyi bareng. Dia (Gatot) juga suka nyanyi sambil main gitar. Dia memang bisa seni juga. Kalau saya karaoke aja yang ada teks-nya," kata Hendrawan saat berbincang dengan Tribunnews.com, Senin (5/9/2016).
Hendrawan tak tahu ada atau tidak hubungan khusus antara Gatot dan Reza meski kerap tampil bersama di acara-acara SAC.
"Saya nggak sampai begitu mau tahu. Buat saya nggak penting untuk saya cari tahu. Saya tuh kalau seminar baru tertarik," ujarnya.
Hendrawan menceritakan, dirinya bergabung menjadi penasihat di ASC sejak lembaga tersebut didirikan oleh Ary Suta pada 12 April 2008.
Tugasnya, memberikan masukan kepada para direktur ASC hingga menjadi pembicara program lembaga.
Ia mengaku lebih sering bertemu dengan Ary Suta dibandingkan dengan Gatot. "Saya lebih kenal Ary Suta. Kan program S3-nya sama saya, saya pembimbingnya," ujarnya.
Sementara, pertemuannya dengan Gatot bisa dihitung dengan jari. Sebab, dirinya hanya bertemu Gatot dalam acara ulang tahun SAC dan acara seminar.
"Saya kenal Gatot. Tapi, waktu bertemu di acara ulang tahun atau seminar itu saya ketemu cuma salaman dan langsung jalan," jelasnya.
Ia tak terlalu akrab dengan Gatot meski sama-sama menjadi penasihat di ASC lantaran berbeda dasar keilmuan.
"Kalau Gatot kan advice-nya tentang kespiritualan. Nah, kalau ada orang yang sudah bicara mistisisme, soal mistik-mistik, saya nggak tertarik," katanya.
Hendrawan mengaku tidak pernah melihat atau ditunjukkan senjata api oleh Ary Suta maupun Gatot selama mengenal keduanya.
Setahu dirinya, Ary Suta dan Gatot sama-sama mempunyai hobi seni. Ary Suta hobi lukisan, sementara Gatot hobi bernyanyi atau musik.
"Saya tertarik diskusi tentang karya pemenang nobel, bukan soal senpi," ujarnya.
Gatot Brajamusti ditangkap di kamar hotel di Mataram, NTB pada Minggu (28/8/2016) malam karena dugaan pesta sabu.
Dari lokasi, polisi juga menangkap istri dan putri Gatot, penyanyi Reza Artamevia, dan empat orang lainnya. Polisi menemukan sejumlah sabu dari Gatot dan istri serta sejumlah alat hisap sabu hingga alat kontrasepsi.
Kasus Gatot bertambah lantaran ditemukan sejumlah sabu dan pil ekstasi, dua senjata api ilegal, seribu lebih peluru, seekor elang Jawa dan harimau Sumatera yang diawetkan, di rumah kontrakannya di Pondok Pinang, Jakarta.
Polisi menjerat Gatot dengan kasus pidana, yakni kepemilikan narkoba, senjata api ilegal dan hewan yang dilindungi.
Hendrawan mengaku kaget dan prihatin dengan penangkapan dan tiga kasus yang menjerat Gatot itu.
"Saya merasa prihatin dan sedih. Karena, bagaimana pun juga saya pernah kenal dan salaman dengan dia," ujarnya.
Seingat Hendrawan, Gatot tidak menunjukkan perangai atau perilaku aneh dan janggal kala bertemu dengan dirinya.
Apakah Anda selaku teman kolega di ASC berencana membesuk Gatot Brajamusti yang tengah ditahan polisi?
"Hahaha.. Kebetulan saya belakangan di DPR sedang sibuk sekali. Mungkin nanti atau teman-temannya yang dekat dari Ary Suta Center akan besuk. Tapi, saya kemungkinan akan besuk dia kalau waktunya pas," ujarnya.