News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Senangnya Atiqah Hasiholan, Pertama Kali Main Film yang Diproduseri Rio Dewanto

Penulis: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kemenpariwisata, Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, berkaitan dengan kisruhnya pengembangan perfilman Indonesia, Sabtu (7/2). Mereka menuntut pemerintah untuk mengusut penyalahgunaan uang negara pada kegiatan yang berkaitan dengan perfilman Indonesia serta mendesak mundur pihak yang dinilai bertanggungjawab terhadap masalah itu yakni Ukus Kuswara (Sekjen Kemenpariwisata), dan Ahman Sya (Dirjen Ekonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya). Kasus ini muncul dengan terungkapnya di sosial media surat permohonan izin ke luar negeri bernomor KP.1011/2/24/SEKJEN/KEM-PAR/2015, yang dilayangkan Kementerian Pariwisata lewat Direktur Pengembangan Industri Perfilman. Warta Kota/nur ichsan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rasa senang dirasakan Atiqah Hasiholan karena bisa bekerjasama dengan sang suami Rio Dewanto.

Bermain di Film Wonderful Life menjadi pengalaman pertamanya bermain dalam film yang diproduseri sendiri oleh pria yang dicintainya itu.

“Seneng banget ya, bisa kerja sama dengan Rio. Apalagi pengen tahu Rio kayak mana jadi produser, haha. Pengalaman pertama yang menarik,” tutur Atiqah.

Film ini akan diputar serentak di layar-layar lebar se-Indonesia mulai 13 Oktober 2016 mendatang.

Rio Dewanto, bersama dengan Angga Dwi Sasongko dan Handoko Hendroyono, lewat bendera Visinema, menjadi produsernya.


Adegan Atiqah Hasiholan dalam film Wonderful Life. Atiqah berperan sebagai seorang ibu seorang anak yang menyandang disleksia.

Bagi Rio, film ini adalah pengalaman pertamanya menjadi produser.

Demikian juga dengan Atiqah. Wonderful Life juga menjadi pengalaman pertamanya bermain dalam satu film sementara Rio menjadi produsernya.

Film ini diangkat dari kisah hidup Amalia Prabowo, perempuan pertama di Indonesia yang pernah menjadi CEO perusahaan iklan multinasional.

Di tengah gemilang karir profesionalnya, Amalia harus menerima kenyataan bahwa putra sulungnya, Aqil, menyandang disleksia.

Karena disleksia, Aqil yang ketika itu berusia delapan tahun, tertinggal dalam pelajaran di sekolah dan sempat dianggap bodoh, bahkan disamakan dengan anak terbelakang, akibat kesulitan membaca dan menulis.

Disleksia adalah sebuah gangguan dalam perkembangan baca-tulis yang umumnya terjadi pada anak menginjak usia 7 hingga 8 tahun.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini