Laporan Wartawan Tribun Jateng, Galih Permadi
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Kawasan Tugu Muda mendadak gelap gulita, Jumat (14/10/2016) malam.
Sayup-sayup terdengar rentetan senjata diikuti kerasnya bunyi dentuman bom. Suasana perang kemerdekaan pada 14 Oktober 1945 seakan kembali tersaji.
Malam kemarin, digelar upacara peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang.
Pertempuran lima hari di Semarang adalah serangkaian pertempuran antara rakyat Indonesia di Semarang melawan Tentara Jepang pada masa transisi kekuasaan setelah Belanda yang terjadi mulai 14 Oktober 1945.
Ribuan warga menyemut untuk menikmati rangkaian upacara dan sajian teatrikal mengenai peristiwa heroik tersebut meski hujan gerimis.
Tampak hadir di antara para tamu yakni penyanyi Iwan Fals yang khidmat mengikuti rangkaian upacara.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo didapuk menjadi Inspektur upacara. Ganjar mengatakan pertempuran lima hari sebagai bukti Bangsa Indonesia adalah bangsa pejuang.
"Bukan bangsa yang memble, bukan bangsa yang mengemis-ngemis. Indonesia adalah bangsa yang mandiri, pantang mundur, dan gigih tanpa pamrih untuk merebut kemerdekaan," ujarnya.
Sebagai generasi penerus, Ganjar meminta untuk mengisi kemerdekaan tanpa kebohongan dan keculasan.
Sementara itu, Iwan Fals mengapresiasi gelaran Peringatan Pertempuran Lima Hari.
Menurutnya peringatan perjuangan pahlawan penting digelar untuk mengingatkan semua perlu perjuangan.
"Peringatan ini penting, semua tidak bisa instan semua butuh perjuangan. Acara seperti ini harus selalu digelar untuk menggugah nasionalisme para generasi muda," ujarnya. (*)