Laporan Wartawan Tribunnews.com, Y Gustaman
TRIBUNNEWS.COM, CIREBON - Hidup sudah Allah atur, termasuk rezeki, jodoh dan mati, begitu Kiwil meyakini. Komedian berdarah Minangkabau ini punya satu keinginan jika ruhnya malaikat cabut.
"Ya Rab, wafatkan saya di Kota Mekkah. Habis salat lima waktu di sana selalu ada salat gaib. Di sana setiap hari didoakan," Kiwil berbagi cerita pengalaman hijrahnya kepada Tribunnews.com di restoran KA Tegal Bahari relasi Tegal-Jakarta, Sabtu (24/10/2016).
Sudah setahun, tepatnya 2015, pria pemilik nama lengkap Wildan Delta ini memulai hijrahnya, mempelajari Islam secara kaffah setelah persoalan bertubi-tubi mendera rumah tangganya.
Nama besarnya lahir di dunia hiburan Kiwil anggap tak selamanya bertahan. Ia tak takut kehilangan popularitasnya di dunia hiburan yang serba semu.
Ia bersungguh-sungguh dengan hijrahnya. Tak satu dua tawaran sinetron Kiwil tolak meski honor dua kali lipat di depan mata, karena tak sejalan dengan pilihan hijrahnya.
Sewaktu memutuskan hijrah, kedua istrinya sempat heran dengan keputusan yang Kiwil ambil. Mereka sempat tak yakin, karena selama ini tahu betul karakter pria kelahiran 44 tahun silam itu.
"Untuk sinetron saya pilih-pilih. Ada beberapa sinteron saya tolak karena tidak sesuai dengan hijrah saya. Ini berhubungan dengan model dan buka-bukaan aurat," cerita Kiwil.
"Biar dinaikin bujetnya saya tak tertarik. Bujet dua kali lipat dari harga, saya bilang enggak. Bujetnya enggak cukup menutupi dosa saya."
Kiwil merasa sudah merasakan segalanya. Pada satu titik ia hanya ingin bersyukur, mencari rahmat dan hidayah Allah. Pilihan hidup ini yang ia yakinkan kepada kedua istri dan anak-anaknya. Toh semuanya menerima.
"Saya bilang sama istri selama ini saya hidup dengan kalian berdua penuh dengan konflik dan permasalahan. Rupanya jauh sama Allah, sibuk curhat dan diskusi sama orang lain. Padahal Allah menyelesaikan segalanya," kata dia.
Tak sekali dua Kiwil merasa kesusahan meyakinkan kedua istrinya. Tapi, dalam kegalauan menjalani masalah hidup ia mengajak istri-istrinya menggelar sajadah, berdoa sama Allah dan perbanyak sedekah kepada anak yatim.
Menyoal popularitas, kata Kiwil, tak perlu direkayasa. Asal berbuat baik sama orang, orang pun akan mengenalnya. Sepanjang obrolan di Stasiun Cirebon, Kiwil senang hati diajak berfoto petugas kebersihan dan penumpang yang kebetulan melihatnya.
"Allah menjaga popularitas saya. Yang penting jangan sombong. Saya enggak takut kehilangan popularitas. Saya hanya mau memperbaiki diri. Menjadi manusia baik yang bermanfaat bagi orang lain," kata dia.
Menurut dia, popularitas manusia ketika diingat amal baiknya. Kiwil mencontohkan, popularitas orang ketika sudah meninggal hanya tujuh hari. Ia tak ingin demikian.
"Sia-sia perjalanan kita cuma hidup tujuh hari. Selesai itu lupa, habis itu tidak ada yang mengenang siapa dia. Kalau pun mengenang itu dipaksa," beber Kiwil.
Ia berharap tetap bisa berbuat banyak dengan menghibur orang, tapi tetap harus dalam garis hijrah. Kiwil ogah hanya membuat orang tertawa tapi tak ada nilai moral di dalamnya.
Di tengah obrolan itu, Kiwil menceritakan sebuah candaan yang kerap membuat wartawan gigit jari karena gagal untuk sekadar mengangkat perjalanan hidupnya lewar reality show.
Begini ceritanya, kata Kiwil, ada artis bunuh diri lompat dari lantai 16 yang pasti ganjarannya neraka. Kemudian ditanya malaikat di Padang Mahsyar.
"Siapa kamu?" "Artis pak." "Kok bisa bunuh diri?" Saya enggak kuat digosipin, dihasud di media infotainment. Saya mau mati saja. Saya masuk neraka saja ya." "Jangan, di dalam banyak infotainment," begitu kelakar Kiwil.