TRIBUNNEWS.COM - Rasa duka yang begitu mendalam terpancar jelas di wajah Ashanty saat ibunda tercinta, Ratu Farida Hanum Siddik, dimakamkan di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan, Senin (7/11/2016).
Rombongan yang mengiringi mobil jenazah tiba di lokasi pemakaman sekitar pukul 12.30 wib.
Ashanty, Anang Hermansyah, Aurel, Azriel dan beberapa kerabat, sempat menunggu di pinggiran liang lahat sebelum jenazah akhirnya diturunkan.
Saat itu, air mata Ashanty belum tumpah. Ashanty beberapa kali kedapatan melamun dan menatap jenazah yang dibaringkan di pinggir liang lahat.
Tapi, air mata Ashanty langsung tumpah, emosinya terkuras, dan tubuhnya langsung tumbang begitu melihat jenazah ibundanya diturunkan ke liang lahat.
Selama proses penurunan jenazah berlangsung, Ashanty meracau tak keruan, seolah menyesali kepergian sang bunda.
"Ya Allah, mama cepat banget tinggalinnya. Jangan ditutup dulu," kata Ashanty dengan intonasi suara yang lemah.
Air mata Ashanty tak kunjung berhenti ketika seseorang mengumandangkan azan dan iqomah di dekat jenazah sang bunda.
Tubuh Ashanty langsung ambruk ke dada sang suami, Anang Hermansyah, yang ada di sisi kirinya.
"Ikhlasin, sudah," kata Anang sambil mengusap kepala Ashanty.
Sesaat sebelum liang lahat sang bunda ditutup, beberapa keluarga hendak mengucurkan air zam-zam dia atas tubuh jenazah.
Beberapa kerabat yang ada di sekitarnya, berusaha menopang dan memapah Ashanty.
"Diapain mama? Pelan-pelan," kata Ashanty sambil terus menangis.
Akhirnya, liang lahat sang bunda ditutup. Air mata Ashanty belum juga berhenti mengalir. Ashanty yang ditemani oleh Anang, duduk bersimpuh di pinggir nisan sang bunda.
Okki Margaretha/Tabloidnova.com