TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) Sumatera Barat, Lisda Hendrajoni bersama Mahasiswa Universitas Negeri Riau (UNRI) turun ke laut untuk melakukan pengembangan terumbu karang di Nagari Sungai Pinang Kecamatan Koto XI Tarusan.
Menurut istri Bupati Pessel, Hendrajoni ini, keikutsertaan elemen masyarakat dan unsur terkait lainnya dalam pengelolaan sumber daya alam (hayati) dan menjaga ekosistem alam sangatlah penting.
"Karena jika dibiarkan bukan tak mungkin apa yang kita nikmati saat ini akan punah di masa yang akan datang. Termasuk yang ada di dalam laut, seperti ikan, tumbuh-tumbuhan dan terumbu karang," ungkap Lisda Hendrajoni, Selasa (3/1/2017).
Vokalis Tabina 165 ini menambahkan, Kabupaten Pesisir Selatan mempunyai wilayah yang panjang dengan pantai dan lautnya yang luas, serta memiliki berbagai macam ikan dan khasanah kehidupan ekosistem bawah laut yang beraneka ragam. Untuk itu,
“Kegiatan Pelatihan Transplantasi Terumbu Karang ini cukup positif, guna ikut melestarikan keberadaan terumbu karang di perairan laut Pesisir Selatan khususnya di Nagari Sungai Pinang,” jelas Lisda Hendrajoni.
“Kita sangat mengapresiasi apa yang dilakukan Mahasiswa UNRI ini dan mudah-mudahan bisa menjadi contoh untuk kita semua,” tutur Lisda Hendrajoni.
Pemilik album Setia Dalam Doa ini menjelaskan, kegiatan tersebut merupakan sebuah bukti kepedulian yang dilakukan oleh mereka yang peduli dengan terumbu karang di Pesisir Selatan.
Harapannya, terumbu-terumbu karang yang ada bisa terjaga dan bisa terus di kembangkan. Hal ini baik untuk menarik wisatawan berkunjung ke Pesisir Selatan.
"DIharapkan tidak ada lagi tangan-tangan jahil dari orang yang tak bertanggungjawab yang ingin merusak terumbu karang yang ada di perairan laut Pesisir Selatan. Dukungan dari pihak kecamatan, walinagari, tokoh masyarakat, pemuda dan pecinta lingkungan ikut peduli dengan ekosistem hayati laut kita sangatlah di butuhkan," papar Lisda Hendrajoni.
Menariknya, dalam kegiatan itu Lisda Hendrajoni turut menyelam bersama para mahasiswa. Sekitar 30 menit ia melihat langsung terumbu karang di sungai Pinang yang 90 persen mati atau rusak.