TRIBUNNEWS.COM - Dosen Fisip Unpar sekaligus seorang pengamat politik, Leo Agustino dalam diskusi publik yang digelar di Cafe Centropunto, Jalan Trunojoyo no 58, Sabtu (25/3/2017) memberikan kejutan terkait calon Wakil Gubernur yang masuk dalam daftar pencalonan, yakni hadirnya nama Sutisna alias Sule.
Menurut Leo, nama Sule hadir atas banyaknya suara dari survei yang dilakukan karena pertimbangan sederhana, yakni sebagai publik figur yang memiliki banyak pecintanya.
"Sebetulnya bukan hanya Sule, tapi seperti Umuh Muchtar pun masuk dalam daftar calon wakil dan dia pun memiliki pengikut yang cukup besar.
Atas dasar itulah, dia dicalonkan menjadi calon wakil gubernur," kata Leo kepada wartawan di lokasi.
Secara pribadi, kata Leo, sosok Sule memang dilihat dari kemampuan kepemerintahan atau aparatur dirinya tidak memiliki.
Tetapi, Leo menjelaskan bahwa yang namanya konteks politik tidak melulu membicarakan pelayanan publik melainkan bagaimana dapat mendulang suara terlebih dahulu.
"Sebab, yang mengatur nantinya kan gubernurnya. Sama halnya seperti kasus Aher (Ahmad Heryawan) yang menggandeng Demiz (Deddy Mizwar). Dan yang menjadi pelayan publiknya kan Aher, sedangkan Demiz sebagai vote getter. Intinya, bagi patpol yang sudah kehilangan akal, pantas saja memilih bukan yang miliki kapasitas, kompetensi, kapabilitas, untuk masuk calon politik," jelas dia.
Politik, ujar dia, yakni bagaimana caranya untuk terlebih dahulu dapat menang, caranyanya yakni mencari publik pigur yang pecintanya banyak.
"Jadi, paling kuat itu nama Sule dibanding lainnya. Saya lihat kenapa harus Sule? Sebab, partai di Indonesia bukan partai kader, yang melahirkan kader terpilih melainkan membuka diri terhadap orang luar," ucapnya. (ff)