TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dewi Ndaru, putri sulung mendiang komedian Eko DJ, menuturkan, sebelum meninggal ayahnya sudah tidak mau dibawa ke rumah sakit untuk menjalani cuci darah.
"Bapak sudah setahun kena ginjal. Kemarin mungkin sudah waktunya. Saya bawa ke rumah sakit dia enggak mau. Dia enggak mau cuci darah. Saya paksa dia marah," tutur Dewi saat ditemui di rumah duka di Jalan Taman Malaka, Jakarta Timur, Selasa (28/3/2017).
Eko Ndaru Jumadi atau yang lebih dikenal sebagai Eko DJ meninggal dunia pada Senin (27/3/2017) sekitar pukul 23.00 WIB.
Dewi menambahkan selama ini, ayahnya selalu menjaga pola makan karena sakit yang dideritanya. Namun belakangan Eko DJ menolak berpantang makanan ataupun minuman.
"Belakangan dia enggak mau pantang apa aja. Dia minta minum teh yang seharusnya enggak boleh kan," tambah Dewi.
Dewi mengaku sudah ikhlas dengan kepergian sang ayah. Sebab ia merasa kasihan melihat sang ayah menderita.
"Lihat Bapak sakit kasihan kan. Minum pun dibatasi. Orang kena ginjal cuma boleh minum 600 mililiter tiap hari. Kita ikhlas, pasti Allah kasih jalan terbaik," ucap Dewi.
"Bapak, buat saya he is my hero. Dia segalanya buat saya. Dia baik, pengertian, jarang marah. Buat saya dia yang paling baik," kata Dewi dengan suara tergetar.
Eko DJ dilahirkan pada 7 Januari 1952 di Malang, Jawa Timur. Ia bergabung dengan grup lawak Srimulat.
Namun namanya semakin melejit ketika ia berperan sebagai Pak Baroto dalam sinetron komedi Jinny oh Jinny pada 1997.
Rencananya Eko dimakamkan di TPU Malaka, Jakarta Timur, pada Rabu siang, selepas shalat Dzuhur.
(Ira Gita Natalia Sembiring/kompas.com)