News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Buruh Angkut Pasar Pabean Menang di Festival Film Surabaya 2017

Editor: Sugiyarto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Para pemenang Festival Film Surabaya saat diminta komentar atas kemenangan mereka di kompetisi yang diselenggarakan oleh SMK dr Soetomo Surabaya.

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Berapa ongkos buruh angkut di Pasar Pabean? Untuk membawa beban seberat 40 kg, Nurhalimah hanya mendapat upah Rp 150!

Itulah keseharian buruh angkut bawang merah di Pasar Pabean yang dibidik Maya Masita jadi sebuah film dokumenter berjudul ‘Rp 150 Tapi Taat’. Maya memang tidak sendiri.

Dia merekam kegiatan para buruh angkut Pasar Pabean itu bersama empat temannya.

“Selama tiga hari kami nongkrong di Pasar Pabean mulai pagi sampai malam,” ungkap siswa kelas XII SMK Terpadu Al-Islahiyah Malang ini.

Ditemui usai penganugerahan penghargaan yang dilakukan di Gedung Cak Durasim Surabaya, Maya bersyukur jerih payah mereka tak sia-sia.

Film pendek berdurasi lima menit itu dinobatkan jadi Juara 1 kategori Film Dokumenter di Festival Film Surabaya 2017 diselenggarakan SMK Dr Soetomo Surabaya.

“Kami memang ingin mengangkat satu sisi masyarakat kita yang bisa jadi tidak diketahui banyak orang,” ujar Maya.

Kebanggaan siswa SMK Terpadu Al-Islahiyah Malang ini kian besar ketika juri menetapkan film berjudul Himmah juga sebagai Juara 1 untuk katagori Film Fiksi Pelajar.

“Bedanya, film ‘Himmah’ digarap beramai-ramai. Sekitar 25 siswa yang terlibat dalam proses produksinya,” tutur Zainur, guru mata pelajaran Multimedia SMK Terpadu Al-Islahiyah Malang.

“Himmah itu artinya semangat seorang lelaki. Berbekal semangat ini seorang pria bisa merobohkan sebuah gunung,” kata M Ridwan, siswa SMK Terpadu Al-Islahiyah Malang yang bertindak sebagai sutradara ‘Himmah’.

Film pendek dengan durasi 10 menit itu didukung oleh lima siswa sebagai pemain.

“Ini film action yang mengandalkan special effect. Karena itu pula kami bangga ketika film ini dipilih juri sebagai pemenang,” imbuh Ridwan.

Menurut Ridwan, film ‘Himmah’ digarap di tengah ketatnya jadwal sekolah mereka.
“Kesulitannya menentukan waktu untuk proses syuting, sebab kami tetap harus mengikuti pelajaran di sekolah,” tegasnya.

Berkat keseriusan dan kerjasama yang baik, para siswa SMK Terpadu Al-Islahiyah Malang akhirnya bisa menyelesaikan pekerjaan mereka. Dan film ‘Himmah’ tuntas dalam waktu sembilan hari.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini