TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah bebas dari jeratan narkoba selama puluhan tahun, grup band Slank pada akhirnya banting stir untuk perang terhadap zat adiktif berbahaya tersebut.
Bertahun-tahun Slank mencoba mengkampanyekan bahaya narkoba dalam kehidupan.
Namun Slank mengakui, sulit untuk merangkul masyarakat Indonesia tidak mengkonsumsi narkoba.
"Perang narkoba belum selesai sampai sini. Memang sangat sulit untuk merangkul lapisan masyarakat untuk memerangi narkoba," kata penabuh drum grup band Slank, Bimbim.
Hal itu ia katakan, saat ditemui dalam acara Doa Bersama Untuk Indonesia bersama Komunitas Cukup Gue & Slank, Kementerian Sosial, dan BNN di markas Slank, Jalan Potlot, Pancoran, Jakarta Selatan, Senin (19/6/2017) Subuh.
Meski kesulitan, Bimbim senang para Slankers bisa mengikuti langkah band legendaris itu untuk melawan narkoba, dengan para anggotanya ikut rehabilitasi yang dibuat oleh Slank.
"Alhamdulillah kalau kalian semua udah insyaf, semoga kalian bisa sembuh semuanya," ucapnya.
Bimbim menambahkan, Slank berusaha mengubah pola pikir anak muda, yang masih berpikiran bahwa tanpa narkoba, enggak keren.
"Zaman gua dari kecil sudah di salah persepsikan, cowo gak ngerokok gak ganteng. Itu udah awal masuk kedalam jeratan kecanduan. Cuman Slank hari ini, ngerokok aja sudah enggak," jelasnya.
Setelah berhenti dari jeratan narkoba, Bimbim mengatakan Slank masih dibilang sudah tidak keren lagi atau sudah tidak ada lagi di industri musik Indonesia.
"Siapa yang ngomong Slank udah gak ada gak pakai narkoba? Kita mau buktiin, tanpa narkoba dan alkohol kita masih ada. Kita lebih fresh dan mukanya makin putih malah. Menurut kita yang pakai narkoba itu kampungan," ujar Bimbim Slank. (Wartakotalive.com/Arie Puji Waluyo)