Laporan Wartawan Tribunnews.com, Regina Kunthi Rosary
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Baru-baru ini musikus Ahmad Dhani dan istrinya, penyanyi Mulan Jameela, dikabarkan masuk dalam Tim Sinkronisasi Anies-Sandi selaku Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih.
Mengenai kabar tersebut, Tim Sinkronisasi Anies-Sandi Sudirman Said telah membantahnya.
Demikian pula dengan Ahmad Dhani.
"Yang menyatakan saya resmi jadi tim sinkronisasi siapa? Saya memang bukan tim sinkronisasi. Saya hanya sahabat Sandiaga Uno, gitu aja," ucapnya ketika dihubungi, Senin (3/7/2017).
Hanya saja, dirinya turut membantu tim kerja Sandiaga Uno yang mengurus perihal wisata budaya.
"Jadi, Mas Sandi itu punya tim kerja. Wisata budaya itu, kan, domainnya wakil gubernur. Nah, tim kerjanya itu minta bantuanlah, usulan. Kalau pernah rapat beberapa kali, ya, benar," tutur Ahmad Dhani.
"Timnya Mas Sandi minta saran dari saya karena saya dianggap pakarnya, kan. Kalau saya sama Sudirman Said, masalah wisata dan budaya, pinteran saya. Nah, tim kerja wisata budaya itu mengajak saya untuk bergabung. Kebetulan, karena saya pakar di bidang seni dan budaya, masa nggak sumbangkan ilmu saya untuk DKI yang tercinta ini? Jadi, kalau dibilang tim sinkronisasi, dari awal saya nggak pernah ikut-ikutan," jelasnya kemudian.
Ahmad Dhani juga membantah tatkala Mulan Jameela disebut-sebut turut masuk dalam Tim Sinkronisasi Anies-Sandi.
"Saya nggak tahu siapa yang nyebut (nama Mulan Jameela). Saya juga bingung kenapa. Saya juga nggak tahu dari siapa beritanya," ucapnya.
Sementara itu, untuk membantu tim kerja Sandiaga Uno tersebut, Ahmad Dhani mengaku memberi usulan mengenai perlunya pembangunan peradaban di DKI Jakarta.
"Ya, semua tahulah bahwa Jakarta ini kota kurang beradab. Harus ada peradaban, butuh peradaban. Selama ini, Ahok cuma bisa membangun jembatan, jalan, sama gedung, tidak membangun peradaban. Nah, saya bersama Mas Fadli Zon, berdua, itu membantu Sandiaga Uno dalam urusan membangun peradaban Jakarta karena memang kami berdua ahlinya," ujar Ahmad Dhani.
"Konkretnya, ya, banyak. Membangun banyak museum, menjadikan kota Jakarta menjadi kota seni. Misalnya, membangunan ruko atau gedung apartemen harus ada desain yang baik. Itu yang diperlukan oleh Jakarta, tidak asal bangun. Selama ini, Kota Jakarta (itu) kota tanpa peradaban," tambahnya.