TRIBUNNEWS.COM - Kasus Ayah dan anak anatara Mario Teguh dan Ario Kiswinar belum menemukan titik terang hingga saat ini.
Hal itu dikatakan Ferry Amahorseya selaku kuasa hukum Ario Kiswinar.
"Tadi saya jelasin kenapa ini perkara terlalu lama? Karena 15 saksi sudah diperiksa, udah memberikan keterangan. Semua bukti-bukti di Puslabfor sudah, DNA sudah, apalagi?" ungkap Ferry Amahorseya seperti dikutip Tribunnews.com dari Grid.ID
Karena menurut Ferry, ia sudah punya bukti cukup menjadikan Mario Teguh menjadi tersangka.
"Tapi kalau saya sih yakin mestinya tersangka." Ucap ferry.
"(Buktinya) itu hasil wawancaranya itu. Dia menyangkal Kiswinar (anak kandungnya) terus dia menuding Ibu Aryani bermain sama Mr X,"
"Anda tahu nggak siapa Mr X? Itu kan om-nya Ibu Aryani, Ir Suyitno, direktur Pertamina mantan Dirjen Pertambangan," ungkap Ferry.
Fery melanjutkan bahwa, Ario Kiswinar ingin semua masalah ini cepat selesai bagaimana pun caranya dan supaya tidak ada kesalahpahaman di masyarakat.
"Kita mau ini cepat, supaya jangan ada praduga dari masyarakat tentang hal-hal yang tidak baik," ucap Ferry.
"Bisa saja mereka menduga saya ada apa atau penyidik ada apa, bisa saja kan terjadi. Yang terjadi sementara ini kan begitu, dipelintir,"
"Jadi saya bilang perkara harus naik, jadi memberikan jawaban kepada masyarakat bahwa perkara ini selesai. Bagaimana selesainya ya terserah, kita profesional saja," pungkasnya.
Sebaliknya dengan Ario Kiswinar, Mario Teguh justru mengambil hikmahnya atas kasus yang menimpanya.
Mario mengaku jika dirinya kini lebih berbahagia dengan menikmati waktu bersama keluarga.
"Hikmahnya adalah saya lebih berbahagia bersama Ibu Lina, Marco, dan Audrey, jalan-jalan nikmati masa tua hasil kerja keras masa muda, justru sekarang happy," Kata Mario di Polda Metro Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Rabu (2/8/2017).
Sang motivator ini juga mengatakan jika ada kesalahpahaman di antara siapapun adalah hal yang wajar.
"Terima kasih atas perhatian teman-teman kalau ada salah pengertian antara siapapun itu wajar. Kan tujuannya tidak membangun masalah, tapi bangun pengertian yang baik, karena pada akhirnya setiap orang bertanggung jawab atas kualitas hidupnya sendiri," katanya lagi. (*)