TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bareskrim Mabes Polri menggelar konferensi pers terkait kasus penipuan calon jemaah umrah First Travel di Kantor Bareskrim Mabes Polri, Gedung Kementerian Kelautan dan Perikanan, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (22/8/2017) siang.
Dalam konferensi pers tersebut, ketiga tersangak turut dihadirkan. Yaitu Andika Surachman, sebagai Direktur Utama, lalu Anniesa Desvitasari Hasibuan, sebagai Direktur First Travel, dan Kiki Hasibuan, sebagai Komisaris dan Manajer Keuangan perusahaan.
Pantauan Warta Kota, konferensi pers digelar dengan dihadiri Brigadir Jenderal Herry Rudolf Nahak, Dirtipidum Mabes Polri dan Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto.
Konferensi pers dimulai pukul 10.42 terlambat dari yang dijadwalkan sebelumnya pukul 10.00.
Saat itu ketiga tersangka tidak dihadirkan. Namun ketika salah satu wartawan mengkritik, akhirnya ketiga tersangka dibawa ke dalam ruangan acara tersebut.
"Kenapa tersangka tidak dihadirkan seperti kasus-kasus lainnya? Padahal hadirkan saja di sini, kami ingin melihat bahkan kalau bisa kami tanyakan bagaimana rasanya makan duit jemaah?" kata seorang wartawan.
Menanggapi hal tersebut, Setyo pun membantah bahwa pihaknya tidak menghadirkan tersangka.
"Kami ingin bahas konferensi pers dulu supaya fokus. Setelah ini kami hadirkan," katanya.
Pukul 11.14 akhirnya kepolisian menepati janjinya. Ketiga tersangka masuk ke dalam ruangan dengan dikawal beberapa anggota polisi.
Mereka pun menjadi sorotan wartawan. Kamera video dan foto tak hentinya mengambil gambar para tersangka yang mengenakan seragam tahanan oranye.
"Enak nggak bu makan duit jemaah?" tanya para wartawan yang meliput.
Anniesa dan Kiki tampak mengenakan kerudung dan cadar. Tak ada sepatah kata pun yang ke luar dari mulut mereka.
Sementara, Andika tampak terus menunduk saat masuk ruangan. Sesekali wajahnya diperlihatkan ke wartawan. Tampak senyum kecutnya terumbar.
Konferensi pers digelar hingga pukul 11.18. Polisi menyebut jumlah jemaah yang menggunakan jasa First Travel mencapai 72.682 orang.
Yang sudah berangkat 14.000 jemaah dan yang belum berangkat 58.682 jemaah.
Jumlah kerugiannya mencapai sebesar Rp 848 miliar. Mohamad Yusuf/Wartakotalive.com