Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurul Hanna
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menandai 37 tahun kariernya di industri musik tanah air, penyanyi yang dilabeli sebagai diva, Vina Panduwinata akan menggelar konser bertajuk 'September Ceria'.
Konser akan digelar di Balai Sarbini, Semanggi, Jakarta Selatan, Rabu (23/8/2017).
Tajuk 'September Ceria' bukan kali pertama yang dipilih untuk konser. Pada 2016 lalu ia juga menggelar konser dengan judul sama.
Namun berbeda dengan konser sebelumnya, kali ini Ina siap tampil kekinian.
Dalam sejumlah lagu, salah satunya 'Burung Camar', wanita 58 tahun ini akan berkolaborasi dengan DJ Goeslan.
"Nah, yang sekarang ada perbedaan jauh lagi adalah Mama Ina bersama-sama dengan DJ Goeslan dan Ikmal (Tobing) berkolaborasi musiknya live PA (Performance Artis), kekinian lah kata Ikmal, itu yang jadi perbedaan jauh dari sebelumnya. Ada materi yang jauh berbeda," kata Vina saat jumpa pers konser 'September Ceria' di Balai Sarbini, Semanggi, Jakarta Selatan, Rabu (23/8/2017).
Demi memaksimalkan penampilannya, Vina juga menyerahkan urusan kostum kepada penata yang usianya jauh lebih muda.
Ia pun tak menentukan batasan untuk urusan busana sejauh masih sopan.
"Prinsip mamah, ini adalah masanya anak-anak, merekalah yang lebih tau dan terbaik dan yang paling cocok serta oke saat ini itu apa, kita jangan pernah merasa lebih tau. Engga boleh gitu, jadi kasih tau sama mama bagusnya sekarang ini seperti apa," jelas dia.
Tajuk konser 'September Ceria' ini dipilih, lantaran Vina ingin mengajak penontonnya rehat sejenak dari hiruk-pikuk masalah di tanah air.
Nantinya, di konser keempat Vina ini juga akan ditunjukkan momen-momen berharga di hidupnya.
Di antaranya, hubungan Vina dengan sang suami, keluarga serta para sahabat.
Jajaran musikus muda pun akan turut berkontribusi di atas panggung.
Mereka adalah Rian DMasiv, Citra Scholastika, Hedi Yunus, dan Maruli Tampubolon.
Vina tak memungkiri, salah satu tujuan konser ini adalah untuk menguji eksistensinya di dunia musik.
"Namanya konser untuk penyanyi adalah ajang untuk mengukur apakah aku masih ada? Apakah aku masih diterima? Apakah aku sudah bikin orang blenek (bosan)? Itu adalah ajang tempat kita mengukur diri bagi kita," katanya.