Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fx Ismanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kebencian di ruang publik masih menjadi persoalan pelik di tengah masyarakat. Timbulnya kebencian kerap berawal dari persepsi yang keliru. Kekaburan atau persepsi yang keliru ini tak jarang pada akhirnya menimbulkan persoalan baru.
Hal ini salah satunya yang menjadi pesan moral pergelaran Drama Musikal Kolosal “Tekad Indonesia Jaya,” yang akan digelar di The Kasablanka Hall Kuningan Jakarta Selatan, Sabtu 25 November 2017 pukul 20.00 WIB.
Salah satu pemeran sandiwara panggung yang disutradarai seniman muda berbakat, Bathara Saverigadi Dewandoro ini, adalah Kikan Namara. Melalui tokoh yang diperankannya, Kikan berharap menjadi orang yang paling dibenci. “Mungkin selama ini orang hanya tahu aku sebagai penyanyi. Padahal aku juga terjun di dunia seni peran,” ujar Kikan, kepada Tribunnews.com usai latihan di Griya Ardhya Garini, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (21/11/2017).
Mantan vokalis Band Coklat ini, mengaku sangat senang dapat dilibatkan dalam pementasan ini. “Seneng banget bisa ikutan di produksi pementasan ini. Juga terharu, karena semua yang terlibat di pementasan ini semua anak-anak muda. Apalagi dengan Ara (Bathara Saverigadi Dewandoro), aku kagum. Masih muda, jadi Sutradara dan Koreografer, dedikasinya luar biasa. Indonesia harusnya punya lebih banyak anak-anak muda seperti dia,” ujar Kikan yang pernah menggantikan posisi vokalis band Kotak Tantri Syalindri ,antusias.
Kikan menceritakan karakter perannya sebagai Durga. Sosok antagonis, sang propokator, yang selalu berusaha menimbulkan kebencian, permusuhan, dan perpecahan. “Buat aku ini peran menarik dan cukup menantang. Aku harus memerankan tokoh yang sebenarnya aku enggak suka. Enggak aku banget. Aku itu orang yang concern dengan isu-isu in-toleransi, radikalisasi. Aku yang sangat mencintai persatuan, dan kebersamaan. Makanya peran ini jadi tantangan untuk karir aku ke depan,” ungkap artis serba bisa yang ingin menjadi pianis profesional ini.
Kikan mengaku berusaha total masuk ke dalam karakter. Waktu latihan yang tinggal beberapa hari lagi ini, ia manfaatkan untuk terus mengeksplorasi kompetensinya lewat gerakan tubuh; gestur, serta artikulasi saat melakukan dialog. “Pokoknya bagaimana caranya di atas pentas aku dapat menghadirkan sosok Durga yang dibenci. Penonton lihat aku itu benar-benar benci setengah mati. Sampai mengutuk jika perlu,” ujar istri Udzir Harris, yang sekaligus bertindak sebagai manajernya.
Terkait dengan konten cerita Drama Musikal Kolosal ‘Tekad Indonesia Jaya’, menurut Kikan, pesannya sangat relevan dengan apa yang kini sedang terjadi. Selain totalitas akting, Kikan juga akan membawakan beberapa lagu, dua lagu diantaranya; lagu ‘Keangkara Murkaan,’ dan ‘Kebingungan’ duet dengan Candil.
Drama Musikal Kolosal “Tekad Indonesia Jaya,” merupakan produksi kerjasama Persatuan Istri Anggota (PIA) TNI-AU Ardhya Garini dan Sanggar Swargaloka Jakarta. Melibatkan ratusan seniman profesional, serta pelajar, dan mahasiswa./*