TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Karier bermusik Glenn Fredly tak melulu mulus. Pria dengan suara emas ini pun tak lepas dari kekhawatiran dengan masa depannya di industri musik.
Tepatnya di tahun 2010, Glenn mengaku cukup membuatnya berpikir keras. "Gue sempat galau dan mikir, ngapain ya gue abis ini?" kata Glenn di acara Indonesian Youth Conference (IYC), Cilandak Town Square, Jakarta, Sabtu (16/12/2017).
Glenn membagikan pengalamannya berpindah dari industri konvensional ke digital.
Pria bernama lengkap Glenn Fredly Deviano Latuihamallo itu mengaku berada di tengah-tengah masa transisi musik dari analog ke digital bukanlah hal yang mudah.
Dia pernah mengalami penjualan 27.000 kopi album yang dianggap tak laku oleh label rekaman.
Tapi kemudian penjualan sebanyak itu di industri musik digital malah dianggap luar biasa.
Oleh karena itu, Glenn pun memutuskan jeda dari dunia musik setelah selesai kontrak dengan labelnya pada tahun 2011.
Baca: Pep Guardiola Masih Meramu Taktik Kalahkan Kuda Hitam Burnley
Beruntung kala itu Glenn bertemu dengan Angga Dwimas Sasongko yang akhirnya mencemplungkan dia ke dunia film lewat "Cahaya dari Timur".
"Saya keluar dari zona nyaman saya. Singkat cerita, film itu pun mendapatkan penghargaan FFI (Festival Film Indonesia)," katanya saat.
Namun, jiwa Glenn nampaknya memang di musik. Karier bermusik dia pun kembali digeluti lewat beragam kegiatan, seperti label digital, acara Musik Bagus, hingga akhirnya berencana membuat Konferensi Musik Indonesia yang akan diselenggarakan pada tahun 2018.
"Ini adalah konferensi musik Indonesia pertama sepanjang usia Indonesia," katanya.