News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konser Harpis Muda, Menatap Festival Harpa Internasional

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Fania Muthia, salah satu harpis muda binaan Heidi Awuy, pada saat tampil di Konser Harpa Heidi Awuy of School Harp, di Jakarta, Minggu (4/2)

TRIBUNNEWS.COM - Keindahan suara yang keluar dari denting dawai harpa yang dimainkan murid-murid Heidi Awuy of School Harp seakan menghipnotis penikmat harpa yang menyaksikan konser.

Selama lebih kurang 100 menit, penonton hening khidmat menikmati musik. Tak ada suara yang terdengar di ruangan tersebut selain nama-nada indah dentingan harpa serta gemuruh tepuk tangan ketika setiap performance anak berakhir.

Baca: Kisah Tiga Cewek Asal Lamongan yang Cintanya Ditolak dan Lari ke Dukun, Begini Nasibnya

Minggu (4/2) sore, murid-murid harpa Heidi Awuy, sang Maestro harpa Indonesia, menampilkan keahlian jari jemari mereka memetik senar-senar harpa dalam acara "Concert of Heidi Awuy of School Harp" di Gedung Tresno, Jakarta Selatan.

Ada 29 lagu yang dimainkan oleh 29 harpis muda dan cilik binaan Heidi Awuy tersebut. Komposisi musik yang dimainkan mulai dari gubahan  J.S Bach (maestro musik klasik dari Jerman, 1685 - 1750), Ettore Pozzoli (komposer musik klasik Italia, 1873-1957), hingga Komposer harpis Amerika modern Debra Hanson (kelahiran 1953).

"Konser ini bertujuan memberikan keberanian, kepercayaan diri kepada harpis muda dan pemula tampil di atas panggung disaksikan khalayak," ujar Heidi dalam keterangan yang diterima redaksi.

Heidi, pembawa harpa ke Indonesia itu, menaruh harapan besar kepada harpis muda tersebut. Masa depan nasib musik harpa di Indonesia berada di tangan mereka.

Diakui Heidi, sampai sekarang musik harpa belum begitu memasyarakat di Indonesia. Meski perkembangannya sudah jauh lebih baik dibanding awal-awal dia memperkenalkan musik harpa di Indonesia pada akhir tahun 80an dulu.

Heidi konsisten mengorbitkan murid-muridnya yang berbakat. Harpis muda dengan skill harpa yang sudah bagus diikutkan dalam festival harpa Internasional. "Tahun kemaren harpis muda kami tampil pada festival Harpa Internasional di Hongkong," ujar Heidi.

Dalam konser sore itu, Heidi menampilkan tiga orang siswanya yang sudah memiliki skil harpa bagus. Salah satunya Fania Muthia.

Meski masih muda, berumur 16 tahun, Fania sudah menghasilkan satu album musik Harpa berisi lima lagu. Empat gubahan dari maestro musisi Harpa, satu lagu ciptaan dia sendiri.  Album tersebut dia maksudkan sebagai musik healing bagi anak-anak korban kekerasan.

"Kami terus membina pemain harpa muda berbakat untuk bisa tampil lagi di festival internasional tahun ini," tutup Heidi. ()

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini