TRIBUNNEWS.COM, BLITAR - Cak Percil merasa gundah saat berada di dalam penjara Lai Chi Kok Hongkong.
Surya.co.id (Tribunnews.com network) mendatangi kediaman Deni Afriadi alias Cak Percil di Desa Balerejo, Kecamatan Panggung Rejo, Kabupaten Blitar, Jawa Timur Jumat siang (9/3/2019).
Pertama kalinya berada di penjara membuatnya syok. Namun, sebisa mungkin dia berupaya menangkan diri.
Pria 31 tahun ini menceritakan pengalamannya saat berada di dalam penjara bercampur narapidana kriminal dari berbagai negara.
Dia berusaha beradaptasi untuk menyesuaikan di lingkungan penjara.
"Pastinya kaget ya, di dalam penjara mengenakan baju tahanan," tuturnya.
Cak Percil mengatakan fasilitas di dalam penjara Hongkong sangat baik.
Baca: Kisah Pengalaman Cak Percil Jadi Penghuni Tahanan di Hongkong
Dalam satu hari makan tiga kali.
Menunya enak, chinese food.
"Kalau makan di penjara di luar negeri pakai wadah seperti nampan besi. Ya, nyaris mirip sama adegan film-film action di dalam penjara," bebernya.
Adapun aktivitasnya ketika mendekam di dalam sel penjara yakni mengikuti jadwal kegiatan yang telah ditetapkan.
"Biasanya, ya makan pagi setelah itu olahraga bersama narapidana lain," ucapnya.
Dipaparkannya, di penjara Lai Chi Kok Hongkong telah diatur satu deret untuk narapidana muslim. Biasanya, akan ada sipir penjara akan memberitahu waktu salat narapidana muslim.
Di tempat itu telah disediakan ruangan khusus ibadah bagi narapidana dan petugas penjara muslim.
Tentunya, karena berada di dalam penjara terkait waktunya dibatasi yaitu ketika salat Dhuhur dan Ashar.
Sedangkan, ketika malam, narapidana melaksanakan ibadah salat Magrib dan Isya, Subuh di dalam sel.
"Saya selalu kebagian jadi juru adzan. Ayo Indonesia Adzan," katanya menirukan narapidana lain kala itu.
Baca: Rekam Jejak Prestasi Sonia Fergia Citra Sebelum Raih Gelar Putri Indonesia 2018
Nah, apabila menjelang malam dia selalu mengumandankan adzan di dalam sel. Mereka narapidana muslim salat berjamaah meski terhalang jeruji besi.
"Jadi deret penjara paling depan yang menjadi imam salat. Suaranya harus keras agar tedengar hingga sel deret paling belakang," bebernya.
Sepengetahuannya, dia berada di sel penjara lantai dua yang menampung narapidana dari negara lainnya. Meski berbeda agama para penghuni sel selalu menjujung toleransi antar umat beragama.
"Mereka selalu menghormati ketika ada suara adzan," imbuhnya.(Surya/Mohammad Romadoni)