TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sudah lebih dari 15 film dibintangi, aktris Prisia Nasution (33) tak selalu mulus menjalaninya.
Ternyata cukup banyak film layar lebarnya yang tidak sampai box office atau mendapatkan jumlah penonton yang banyak.
Padahal wanita yang akrab disapa Phia itu menilai jalan cerita dan kualitas film yang ia bintangi sangat bagus, tetapi tidak menarik perhatian banyak penonton.
Kendati demikian, Phia mendapatkan ilmu yang banyak dari semua film yang ia bintangi, sehingga ia didapuk oleh SCTV, sebagai juri dalam ajang penghargaan bergengsi Indonesian Box Office Movie Awards 2018 (IBOMA 2018).
"Film aku dari dulu tidak banyak diminati penonton padahal bagus. Tapi saya senang, film di Indonesia saat ini kualitasnya bagus dan diminati penonton," kata Prisia Nasution ketika ditemui dalam acara jumpa pers IBOMA 2018, di SCTV Tower Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (14/3/2018).
Baca: Atalarik Syach Semakin Terbuka Soal Hubungan Asmaranya dengan Vonny Cornellya
Penilaian istri Iedil Putra mengenai film yang sudah ia bintangi, bukan tertunjuk pada satu genre film saja, melainkan genre yang sudah ia perankan.
"Menjadi juri IBOMA 2018 membuat saya bisa berpikir bagaimana caranya membuat film yang bagus. Karena membuat film yang bagus itu susah karena bagaimana caranya, penonton menyaksikan film itu," katanya.
Karena pengalamannya di dunia akting sudah cukup banyak, Phia mengaku menjadi juri tidak pada IBOMA 2018 saja.
Sebelumnya, ia mengaku ditunjuk menjadi juri ajang penghargaan Festival Film Indonesia (FFI).
"Saya sebelumnya sih jadi juri FFI. Untuk sekarang menjadi juri IBOMA 2018, bebannya adalah harus bisa mempertanggungjawabkan penilaian memang yang terbaik dan tidak memihak," katanya.
Bintang film Pendekar Tongkat Emas, Comic 8, Pesantren Impian, Interchange, The Curse, dan Membabi Buta ini mengungkapkan film Indonesia sudah semakin maju dengan ditandai jumlah penonton di Indonesia setiap tahun meningkat.
Oleh karena itu, setelah mengulas 10 film yang merajai box office, berat bagi wanita kelahiran Jakarta, 1 Juni 1984, itu menentukan pilihan bagi semua artis yang terlibat dalam film yang sudah box office, memenangkan dari 13 kategori yang sudah ditentikan panitia.
"Awalnya kami sudah sharing dengan penonton. Mereka suka film kayak bagaimana? Sudah terpilih box office. Jadi juri tinggal memilih terbaik aja. Penilaian ini kolaborasi antara penonton dan juri," kata Prisia Nasution. (Arie Puji Waluyo)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Menjadi Juri, Prisia Nasution Belajar Membuat Film Bagus,