Baca tanpa iklan
TRIBUNNEWS.COM- SEPERTI apa pandangan artis peran Prilly Latuconsina (21) mengenai cowok zaman milenial saat ini?
Menurut Prilly, cowok sekarang lebih mengutamakan kepentingannya ketimbang menghargai perempuan atau kekasihnya.
Ia mengatakan bahwa cowok milenial lebih asyik bermain game, sehingga kurang memikirkan hak yang harus didapat kekasihnya, yaitu kabar dari cowok tersebut.
"Aku paling sebal cowok milenial zaman sekarang hanya fokus sama satu hal, main game. Aku orangnya tipe yang bisa fokus banyak hal," katanya. "Apa game lebih mulia dari perempuan?" sambungnya.
Prilly mengatakan hal itu ketika ditemui dalam acara "Habis Gelap Terbitlah Terang" yang didukung oleh Pusbang Film Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), PARFI 56, dan Rumah Milenials di XXI Plaza Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (28/4/2018).
Baca: Kahiyang Unggah Video Ini untuk Calon Buah Hatinya
Kekesalan Prilly itu karena lelaki juga harus bisa fokus sama banyak hal, bukan hanya fokus apa yang ada di depannya saat itu.
"Lelaki akan menjadi pemimpin keluarga. Kalau enggak bisa memikirkan banyak hal gimana istrinya?" ucapnya.
Bagi Prilly, saat ini ia jarang menemui lelaki yang peduli dengan perempuan yang sedang datang bulan.
Padahal, mengerti perempuan yang lagi haid penting untuk menjaga mood dari cewek tersebut.
"Kayak wanita lagi mens, jarang ada laki-laki yang peduli sama kita karena mikir-nya kodrat kita setiap bulan. Cuman kan lelaki pernah nggak mikir kalau dia mens? Kalau dibalikin, laki-laki mens gimana? Aku harap sih lelaki milenial bisa memperlakukan perempuan dengan baik," katanya.
Baca: Ayu Ting Ting Satu Toilet Bareng Boy William, Ada yang Merasa Posesif
Lebih posesif
Tidak hanya itu, menurut Prilly, lelaki zaman milenial lebih banyak yang posesif kepada ceweknya.
Posesifnya bahkan mengalahkan cewek kepada sang kekasih.
"Zaman milenial itu banyak melarang-larang kekasihnya kayak, misal, larang cewek kuliah, berkarier, dan melakukan tindakan positif. Ada cowok begitu ke teman aku, yah aku suruh putusin," ungkapnya. (ari)