TRIBUNNEWS.COM - Peristiwa tiga ledakan di tiga gereja di Surabaya menghentak negeri.
Tak sampai sepekan dari kerusuhan di Rumah Tahanan (Rutan) Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, teroris kembali beraksi mengusik keamanan negara.
Tak tanggung-tanggung, tiga ledakan terjadi secara berurutan di tiga gereja yang berbeda, yakni Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya, Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat di Jalan Arjuna Kota Surabaya.
Hingga Minggu siang pukul 12.30 WIB, total jumlah korban tewas mencapai 10 orang dan 41 lainnya luka-luka.
"3 korban meninggal sudah teridentifikasi, sementara 7 masih di lokasi kejadian," kata Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Frans Barung Mangera, seperti dilansir Kompas.com.
Satu di antara korban meninggal adalah bocah laki-laki beruisia 11 tahun bernama Vincencius Evan, yang terkena ledakan di Gereja Santa Maria Tak Bercela.
Bocah itu menderita luka parah saat tiba di RS Bedah Surabaya.
"Ada luka bakar, luka patah dan luka lainnya," kata Direktur RS Bedah Surabaya, dr Priyanto Swasono MARS.
Sedangkan adik Evan yang bernama Nathanel (8), masih dalam kondisi kritis.
Setelah tiga bom meledak di Surabaya, Mbah Mijan pun me-retweet kicauannya, yang ia buat saat akan memasuki tahun 2018.
Pada 29 Desember 2017, ia mengingatkan pada seluruh masyarakat untuk berhati-hati terhadap terorisme.
"Walaupun terlihat diam, sunyi, tenang! semua wajib waspada terhadap teroris, kita semua tahu, semakin tahun jumlahnya semakin meningkat, kendati diartikan "Transisi & Perbaikan" sisi buruk Kolo Munju, bisa berdampak pada transisi yang negatif, 2018 jangan sampai banyak darah!!!" kicau pria asal Kebumen tersebut.
Lima hari kemudian tepatnya pada 3 Januari 2018, Mbah Mijan kembali mengingatkan soal terorisme.
"Indonesia tahun 2018 banyak darah, sisi emosional manusia yang sulit dikendalikan menjadi pemicu dan jangan biarkan teroris beraksi lagi, waspadalah," ujarnya.
Retweet Mbah Mijan ini kemudian menjadi perdebatan beberapa warganet.
Ada yang menyebut bila Mbah Mijan hanya berkoar.
Jari: "Giliran udah ada pristiwa baru berkoar mbahh."
Sika: "Liat dong itu tweet bulan Jan. Sblm ada peristiwa." (*)