News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Operasi Plastik Demi Cantik Sebelum Menikah, Wanita Ini Malah Mengalami Kerusakan Otak

Penulis: Ria anatasia
Editor: Willem Jonata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi operasi plastik

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia

TRIBUNNEWS.COM - Seorang wanita asal Georgia, Eropa Timur, mengalami kerusakan otak usai melakukan operasi plastik beberapa pekan sebelumnya.

Dilansir dari Atlanta-Journal Constitution, Selasa (25/5/2018), Icilma Cornelius (54) mendatangi sebuah klinik kecantikan dan pusat bedah kosmetik Dr. Windell Boutte di Lilburn, Georgia.

Ia berniat untuk botox dan mendapatkan suntikan anti kerut agar mendapat tampilan terbaik saat menikah nanti.

Icilma Cornelius

Cornelius diyakinkan oleh anggota staf untuk mendapatkan bedah kosmetik lainnya, yakni operasi meratakan perut agar ia terlihat lebih sempurna di hari spesial itu.

Kekacauan pun terjadi selama operasi, ketika jantung Cornelius berhenti berdetak.

"Klinik itu tidak dilengkapi peralatan untuk menangani keadaan darurat dan harus menelepon 911 (untuk panggilan darurat). Paramedic berhasil mengembalikan detak jantungnya, tapi terlambat melarikannya ke ambulans," tulis keterangan kepolisian.

"Khawatir tentang kemungkinan infeksi dari insisi terbuka, dr. Boutte dan seorang petugas kesehatan menjahit kulit Cornelius di tempat. Karena tandu tidak akan muat di lift, paramedis harus membawanya menuruni tangga," imbuhnya.

Cornelius berhasil dilarikan ke rumah sakit, tetapi ia harus mengalami kerusakan otak permanen, yang disebabkan oleh kekurangan oksigen.

Dalam sidang tuntutan atas perawatan Boutte kepada Cornelius dan dua pasien lainnya, seorang pengacara mengatakan Boutte secara rutin memotong sudut kulit, dan menggunakan staf yang tidak memenuhi syarat.

Ia juga diduga menyesatkan pasien tentang operasi yang akan dilakukan, serta merujuk pasien ke kantor yang tidak aman untuk jenis operasi yang dilakukan.

"Dr. Boutte dan stafnya lebih peduli tentang dapat keuntungan dibandingkan fokus pada keselamatan pasien, yang seharusnya menjadi perhatian utama,” kata seorang pengacara, Susan Witt.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini