TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bagi Selfiana (18), bulan Ramadan dan Idul Fitri tahun ini sangat berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Pemegang juara pertama Liga Dangdut Indonesia (LIDA) 2018 ini merindukan kampung halaman dan suasana kumpul keluarga yang tidak ia temui di ibukota Jakarta.
"Dulu bisa sahur dan buka puasa bersama ayah ibu dan adik-adik. Sekarang menjalani puasa di rantau orang, di Jakarta yang jauh dari orang tua dan keluarga," katanya melalui keterangan Minggu (10/6/2018).
Gadis mungil asal Kabupaten Sopeng, Sulawesi Selatan ini mengaku banyak hal berubah saat ia terpilih menjadi juara LIDA.
Ia harus tinggal dan meniti karir di Jakarta meninggalkan kampung halaman, teman-teman dan keluarganya.
"Yang paling dirindukan dari momen Ramadan adalah masakan buatan ibu dan ngabuburit sama keluarga naik bentor berburu takjil di pasar dekat rumah," katanya dengan mata menerawang.
Baca: Biker Ini Bilang, Mudik Naik Yamaha Byson Lebih Menyenangkan Ketimbang Mobil Atau Kereta
Saat Lebaran tiba, lanjutnya, ada tradisi yang selalu diingatnya yakni menyiapkan makanan untuk saudara yang berkunjung ke rumah, lalu bersama-sama berziarah ke makam annggota keluarga yang telah meninggal.
"Saat keluarga besar berkumpul biasanya kami bertukar cerita dan mengenang masa kecil. Canda tawa dan cerita-cerita itu yang selalu bikin kangen pulang," tuturnya.
Selfi adalah anak dari pasangan Yamma dan Muliati. Mereka hidup sederhana di sebuah rumah panggung di pinggir jalan raya yang menghubungkan Kabupaten Soppeng dengan Kabupaten Wajo.
Rumah berukuran 6x8 meter ini status kepemilikannya masih milik orang tua dari Muliati dan berdiri di atas tanah milik pemerintah.
Keluarga ini dikaruniai tiga anak yaitu Selfiyani (18 tahun), Sulfiyanti (15 tahun) dan Saiful Saputra (5 tahun).
Yamma sebagai kepala keluarga berpenghasilan tidak menentu. Ia sehari-hari bekerja sebagai penarik bentor (becak motor) dan buruh penebang pohon pisang pada sebuah usaha tembakau milik tetangganya.
Muliati membantu meringankan beban keluarganya dengan bekerja sebagai buruh tukang cuci.
Perempuan berkerudung ini adalah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH).
Direktur Jenderal Perlindungan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat mengatakan prestasi yang ditorehkan Selfi diharapkan dapat memotivasi para keluarga penerima manfaat PKH agar terus memupuk mimpi dan mewujudkannya.
"Dengan ketekunan, doa, dan semangat yang terus berkobar dalam hati Insya Allah setiap usaha akan sampai," kata Harry Hikmat.