Di awal karier, penyanyi yang beken dengan nama panggung Andien ini sempat menghambur-hamburkan uang hasil menyanyi.
Tapi akhirnya, perempuan kelahiran 25 Agustus 1985 ini sadar, bahwa dirinya harus menyisihkan penghasilan dari dunia hiburan.
Putusan itu juga tak lepas dari masukan saudara dan teman-temannya.
Awalnya, Andien menabung di bank.
Cuma, belakangan dia tahu, laju inflasi yang lebih kencang dari bunga tabungan bisa menggerus uangnya yang tersimpan di bank.
Ia pun mencari informasi dan akhirnya memutuskan membiakkan uang hasil kerja kerasnya di instrumen investasi lain.
Salah satu pilihannya: reksadana.
Baca: Siaran Langsung Piala Dunia Malam Ini: Laga Tim Kuat Jerman Vs Brasil
Alhasil, sejak empat tahun lalu Andien berinvestasi di reksadana.
Penyanyi jazz ini menjatuhkan pilihan pada reksadana berbasis saham.
Baca: Dikunjungi 146.000 Lebih Orang, Monas Kebanjiran Warga yang Berlibur
Andien punya alasan: potensi cuan dari reksadana jenis ini sangat besar.
Tambah lagi, reksadana lebih aman ketimbang langsung berinvestasi di pasar saham, terlebih bagi investor pemula seperti dirinya.
Untuk jangka waktu investasi, pelantun lagu Bisikan Hati ini memilih menanamkan dananya di reksadana selama 5 tahun–10 tahun.
"Memang, ini untuk jangka panjang. Jadi, tidak akan diambil dalam waktu dekat," ungkap Andien.
Hingga saat ini, Andien baru mengoleksi dua produk reksadana saham.
Namun, dia rutin menambah kepemilikannya di kedua produk tersebut.
Nilai asetnya pun otomatis semakin gemuk dari modal awal.
Untung berlipat
Andien tidak menampik, imbal hasil dari dua produk reksadana sahamnya sudah berlipat ganda. Sayang, ia menolak menyebutkan angka persentasenya.
Yang jelas, ia sangat menikmati momen belajar dan mempraktikkan investasi di reksadana.
"Kalau tidak untung, pasti sudah berhenti sejak lama," ujarnya pemenang kategori Artis Solo Wanita Pop Terbaik dalam Anugerah Musik Indonesia (AMI) 2015 ini.
Dalam memilih manajer investasi (MI), Andien membagikan tip: pilih peracik produk reksadana yang sudah terbukti kinerjanya.
Jangan sampai silau dengan promosi dan strategi pemasaran dari MI.
Andien meyakini, MI yang mengelola dana dengan baik mampu menguntungkan para investor.
"Tiap perusahaan aset manajemen mengaplikasikan taktik berbeda dalam merespons harga saham yang bergerak dinamis," katanya.
MI meracik portofolio produknya dengan berbagai cara.
Misalnya, menempatkan dana kelolaan di saham-saham unggulan yang prospektif.
Atau, selektif memilih saham-saham yang tidak rentan terhadap sentimen negatif, baik dari internal maupun eksternal.
Selain itu, para manajer investasi melakukan rotasi sektor dan mengubah komposisi antara saham blue chip dan saham lapis kedua.
Cara lainnya, mengikuti tren pasar (follow the market) dengan memburu saham-saham yang bullish di momen tertentu.
Tak cuma reksadana saham, Andien juga berinvestasi saham, Obligasi Ritel Indonesia (ORI), emas, dan sektor riil alias buka usaha.
Bisnisnya mulai kuliner, mode, pusat kebugaran, hingga properti.
Dia membagi dananya ke reksadana saham sebesar 25%, saham 25%, emas dan ORI 10%, sedang sisanya untuk bisnis.
Dengan menyebar dana di banyak instrumen investasi dan bisnis, Andien optimistis, peluang untuk bisa menikmati masa depan sekaligus hari tua dengan baik bersama keluarganya jauh lebih besar.
Reporter: Ragil Nugroho