TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Lebih dari 60 gitaris, musisi, dan penyair lintas usia serta genre akan tampil dalam Konser Gitaris Indonesia Peduli Negeri:Musik dan Syair Solidaritas, Kamis (11/10/2018) malam ini di Bentara Budaya Jakarta.
Dalam sekejap, mereka tergerak untuk berbuat sesuatu bagi korban bencana di Sulawesi Tengah dan Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Gitaris Dewa Budjana, Aria Baron, dan penyanyi Oppie Andaresta yang pertama-tama menjadi inisiator acara amal ini.
Hanya dalam waktu dua hari, mereka berhasil mengajak para musisi dan penyair untuk terlibat dalam konser Gitaris Indonesia Peduli Negeri: Musik dan Syair Solidaritas.
Pekan lalu, saat ide membuat konser amal ini digulirkan ke Harian Kompasdan Bentara Bentara Budaya Jakarta (BBJ), puluhan gitaris dan musisi langsung menyatakan siap berpartisipasi.
Baron kemudian menggandeng Doni Hardono dari DSS Sound System dan Ria Martha dari Q+ Production. Diperkuat kehadiran Firman dari Indonesian Crew Band, mereka kemudian bahu-membahu menjadi penyelenggara acara.
“Kami masih tidak percaya konser untuk amal ini bisa berulang empat tahun sekali, seperti sudah diatur silaturahmi gitaris dan Harian Kompas bisa periodik terjadi empat tahun sekali (2010, 2014, dan 2018). Tentu kita tidak berharap bencana berulang menimpa bangsa ini. Tapi, ada baiknya para musisi selalu menunjukkan kepedulian kepada nasib rakyat,” kata Dewa Budjana, Rabu (10/10/2018) di Jakarta.
Musisi dan penyair senior
Kehadiran musisi legendaris seperti Ebiet G Ade, Ian Antono, dan Joppie Item, kata Budjana, akan menjadi pelecut para musik yang lebih muda untuk berbuat kebaikan lebih banyak. Budjana terharu melihat respons para gitaris yang demikian cepat untuk menyikapi situasi.
Selain para gitaris, akan terlibat juga para penyair senior seperti Sapardi Djoko Damono dan Joko Pinurbo. Keduanya akan dilengkapi penampilan sejumlah pembaca puisi, seperti Inaya Wahid, Saras Dewi, dan Maryam Supraba, putri bungsu penyair legendaris WS Rendra.
“Kami ada untuk mereka,” kata Inaya Wahid yang merupakan putri bungsu Presiden Abdurrahman Wahid.
Menurut Ketua Pelaksana konser Putu Fajar Arcana, di konser ini akan digelar pula lelang gitar, donasi puisi, serta workshop pembuatan tempe yang juga ditujukan untuk donasi.
Seluruh hasil lelang dan donasi tersebut akan disumbangkan kepada korban bencana di Sulteng dan Lombok, NTB. Hingga, Rabu (10/10/2018), Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas telah menerima sumbangan gempa Sulteng dari pembaca Kompassebesar Rp 8 miliar lebih. (Kompas/ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN)