TRIBUNNEWS.COM - Putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep turut menanggapi viralnya pidato ayahnya di pertemuan IMF-Bank Indonesia.
Presiden Jokowi menggunakan istilah film drama serial Game of Thrones.
Jokowi menggunakan sedikitnya empat istilah film yang diangkat dari novel legendaris George R.R Martin itu untuk menggambarkan kondisi perekonomian dunia.
Atas analoginya itu, pidato Presiden Jokowi menjadi viral.
Sementara itu putranya, Kaesang Pangarep justru melemparkan pertanyaan kocak melalui akun Twitternya, @kaesangp.
Kaesang Pangarep mempertanyakan nama belakang yang tepat untuk ia gunakan.
"Jadi nama belakang saya sebenarnya itu Pangarep, Targaryen, atau Snow?" tulisnya menyebut beberapa klan dari film tersebut, Jumat (12/10/2018) malam.
Sambil berkelakar, ia juga menyindir bisnisnya, Sang Pisang yang turut ia kaitkan di serial Game of Thrones.
Baca: Seperti Anak Milenial! Presiden Jokowi Minta Diajari Main Mobile Legends Oleh Kaesang Pangarep
"House of Pisang. Ini saingannya House of Stark sama House of Targaryen #GoT," tulisnya.
Kaesang Pangarep juga menyebut satu tokoh bernama Daenerys Targaryen, ratu cantik yang punya ciri khas rambut berwarna putih.
Ia menjelaskan bahwa dirinya berbeda dengan Mother of Dragon, julukan Daenerys Targaryen itu.
"Kalo Daenerys Targaryen itu naiknya naga karena dia Mother of Dragon. Kalo saya Mother of Banana, jadi naiknya pisang #GoT," tulisnya.
Kit Harrington yang memerankan Jon Snow dan Emillia Clarke yang memerankan Daenerys Targaryen dalam drama serial Game of Thrones.
Baca: Kekacauan Saat Royal Wedding Putri Eugenie, Badai Rusak Penampilan Para Tamu Perempuan
Jokowi jadi meme di HBO
Sementara itu, stasiun televisi asing yang memproduksi Game of Thrones sektor Asia, HBO Asia, turut menanggapi viralnya pidato Jokowi itu.
Di akun resmi HBO Asia, @HBOAsia, mereka membuat sebuah meme Jokowi dalam Game of Thrones.
Adegan terkenal yang diperagakan oleh Sean Bean, yang memerankan Raja Stark, Ned Stark saat mengucapkan 'Winter is Coming' dipilih menjadi latar meme Jokowi tersebut.
"Yeah, kami juga tak sabar menanti season 8, Pak Presiden. #GameOfThrones," tulis HBO Asia pada Jumat (12/10/2018) malam.
Cuitan itu mendapat banyak respon dari warganet, sedikitnya lebih dari 5 ribu retweets dan 4 ribu likes.
Sebelumnya pada Jumat (12/10/2018), Presiden Jokowi mendapat dua kali "standing applause" dan banyak pujian saat berpidato pada acara Annual Meeting IMF World Bank Plenary, di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali.
Presiden Jokowi menyampaikan kepada para pemimpin keuangan dunia untuk waspada dan meningkatkan kerja sama dalam menghadapi perkembangan ekonomi global saat ini.
Dalam pidatonya, Jokowi menyampaikan bahwa hubungan antarnegara maju saat ini sama seperti perselisihan dalam serial televisi Game of Thrones.
Pidato ini kemudian menjadi viral di dunia maya, bahkan memunculkan #GameOfThrones di Twitter.
Game of Thrones sendiri merupakan drama fantasi yang digarap oleh David Benioff dan DB Weiss, yang mengisahkan perebutan kekuasaan para raja dan bangsawan.
Serial ini ditayangkan oleh salah satu stasiun televisi HBO.
DIkutip Grid.ID dari Kompas.com, berikut 4 istilah dalam serial Game of Thrones yang disebutkan Jokowi dalam pidatonya hari ini yang menjadi viral.
1. Winter is Coming
Istilah ini sering diucapkan penduduk di kawasan utara yang dingin, Winterfell, sebagai persiapan menyambut musim dingin yang panjang.
Menurut Jokowi, istilah "Winter is Coming" menggambarkan kondisi pemerintah dunia untuk mempersiapkan diri atau selalu waspada terhadap meningkatnya risiko ketidakpastian global.
"Perang dagang semakin marak, dan inovasi teknologi mengakibatkan banyak industri terguncang. Negara-negara tengah tumbuh, juga sedang mengalami tekanan pasar yang besar. Dengan banyaknya masalah perekonomian dunia, sudah cukup bagi kita untuk mengatakan 'winter is coming'," ujar Jokowi dalam pidatonya.
2. Great Houses
Selain itu, Jokowi juga menyebutkan istilah "Great Houses".
Ini merupakan istilah untuk menyebut sejumlah kerajaan besar yang menguasai Westeros.
Dalam Game of Thrones, kerajaan besar itu antara lain House Lannister, House Targaryen, House Stark, House Arryn, dan House Greyjoy.
Kerajaan besar itu terlibat suatu konspirasi untuk bekerja sama merebut kekuasaan, atau untuk mempertahankan kekuasaan.
Jokowi mengungkapkan, istilah "Great Houses" seperti menggambarkan negara adikuasa dalam perebutan kekuasaan menguasai perekonomian global.
"Perebutan kekuasaan antara para 'Great Houses' itu bagaikan sebuah roda besar yang berputar.
Seiring perputaran roda, satu Great House tengah berjaya, sementara House yang lain menghadapi kesulitan.
Dan setelahnya, House yang lain akan berjaya dengan menjatuhkan House yang lain," ujar Jokowi dalam pidatonya.
3. Iron Throne
Jokowi juga menyebutkan istilah "Iron Throne" dalam bagian pidatonya.
Dalam Game of Thrones, Iron Throne merupakan singgasana raja yang menguasai wilayah Westeros.
Singgasana ini terletak di wilayah King's Landing, yang merupakan ibu kota kerajaan.
Selain itu, singgasana yang terbentuk dari ribuan pedang ini juga menjadi ikon serial tersebut.
Menurut Jokowi, The Iron Throne menggambarkan puncak atau titik yang diperebutkan oleh beberapa negara adikuasa.
Jokowi menilai, tidak penting siapa yang duduk di Iron Throne, yang penting adalah terciptanya kekuatan bersama untuk menghadapi musibah berkepanjangan.
"Agar bencana global tidak terjadi. Agar dunia tidak berubah menjadi tanah tandus yang porak poranda yang menyengsarakan kita semua," ucap mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
4. Evil Winter
Istilah "Evil Winter" dalam Game of Thrones merujuk kepada pasukan zombie yang dipimpin Night King.
Pada episode terakhir, pasukan itu digambarkan sudah mulai menyerang Westeros, dan masuk melalui Winterfell.
Menurut Jokowi, "Evil Winter" mencerminkan ancaman global yang tengah meningkat pesat, seperti perubahan iklim dan sampah plastik.
"Saat ini kita sedang menghadapi ancaman global yang tengah meningkat pesat. Perubahan iklim, telah meningkatkan intensitas badai dan topan di Amerika Serikat hingga Filipina," ujar Jokowi dalam pidatonya.
"Sampah plastik di laut di seluruh penjuru dunia telah mencemari pasokan makanan di banyak tempat. Ancaman global yang tumbuh pesat tersebut yang hanya bisa kita tanggulangi jika kita bekerja sama," tutur Jokowi.
Kegitan pertemuan IMF-World Bank di Bali dijadwalkan berlangsung dari tanggal 8-14 Oktober 2018.
Pertemuan ini tidak hanya membahas tentang perkembangan perekonomian dunia, namun juga tampaknya mendatangkan rejeki bagi sektor pariwisata Bali.
Pasalnya, seperti dikutip dari Tribun Bali, biaya akomodasi dan makan peserta annual meeting IMF-World Bank ditangung oleh peserta sendiri.
Sehingga pengeluaran dari peserta ini akan menambah pemasukan devisa bagi negara.
"Harga satu kamar hotel di Nusa Dua yang paling murah rata-rata 5 sampai dengan 6 juta.
Dengan kehadiran mereka akan naik jadi 8 juta. Dan mereka tidak tinggal sehari tapi lima sampai 10 hari.
Selain itu sekali makan mereka akan makan seharga 3 - 4 juta.
Sehingga pengeluaran mereka akan jadi bagian pemasukan devisa negara," kata Deputi IV Bidang Koordinasi SDM, IPTEK, dan Kebudayaan Maritim Republik Indonesia, Safri Burhanuddin dalam acara Ngobrol Bareng Aliansi Mahasiswa Bali di Auditorium Pascasarjana IHDN Denpasar, Rabu (10/10/2018).
Selain itu dari perincian Bappenas menurut Safri pertumbuhan ekonomi di Bali akibat IMF-WB ini diperkirakan akan naik 1 persen dengan jumlah peserta yang hadir sebanyak 35 orang.
Awalnya dengan peserta 19 ribu orang kenaikan diperkirakan sebesar 0-65 persen.
Sementara itu pertumbuhan normal perekonomian Bali yaitu 5.5 persen sehingga dengan penyelenggaraan IMF-WB ini akan menjadi 6.5 persen.
"Dari 5.5 persen menjadi 6.5 persen itu akan menambah jumlah tenaga kerja lebih dari 40 ribu sampai 50 ribu tenaga kerja baru," paparnya.
Selain itu, ada lima keuntungan bagi Indonesia dengan adanya event ini.
Keuntungan tersebut yaitu Indonesia bisa tampil sebagai negara maju, penyelenggaraan di Bali dapat memberikan nilai posisi baik bagi Bali sendiri, Indonesia bisa fokus menarik investasi, terjadi percepatan pembangunan infrastruktur, serta IMF-WB ikut memberikan perhatian dan dukungan dalam percepatan penanggulangan dampak gempa Palu.
Dengan tetap dilaksanakannya event ini walaupun di Palu terjadi bencana, menurutnya akan menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara besar.
"Tentu pelaksanaannya secara bijaksana dengan mengurangi pesta," katanya.
Ia juga menambahkan bahwa IMF tak pernah melarang dengan catatan ada pemberitahuan tiga hari sebelumnya.
Tidak juga ada pelarangan untuk melakukan aktivitas sepanjang tidak mengganggu, dan walaupun sekolah diliburkan pihaknya berdalih itu hanya di wilayah pelaksanaan IMF di Badung saja. (TribunJakarta.com Erlina Fury Santika/Grid.id Dewi Lusmawati)