Laporan Wartawan Tribunnews, Lendy Ramadhan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pernah punya tumor jinak di pita suarannya, presenter ternama, Daniel Mananta merasa beruntung.
Hal tersebut dinyatakannya saat jumpa pers di sebuah bioskop, Jalan H.R. Rasuna Said, Jakarta Selatan, Senin (5/11/2018).
Lelaki kelahiran Jakarta, 37 tahun lalu itu menjelaskan, bekas operasi tumor jinak tersebut membuat suaranya menjadi serak.
Dengan suara tersebut, Daniel Mananta menjadi mudah untuk memerankan karakter Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam film A Man Called Ahok, terutama ada suaranya.
"Dulu saya punya tumor jinak yang harus saya operasikan di pita suara saya, dan membuat suara saya tuh jadi serak banget. Tapi saya ngga ngira kalau musibah itu malah sekarang menjadi berkat. Karena suaranya jadi mirip banget sama suaranya pak Ahok," kata Daniel Mananta.
Baca: Bagaimana Daniel Mananta Pelajari Gestur Ahok?
Meskipun memiliki suara yang mirip, Daniel Mananta masih mengalami kendala dalam memerankan Ahok, terutama pada logat Belitung dan bahasa Kek yang digunakan Ahok untuk berkomunikasi dengan saudara-saudaranya dan masyarakat Belitung sehari-hari.
Pemeran Arya dalam film Antara Cinta dan Dusta (2011) itu mengaku logat Belitung dan logat Malaysia memiliki perbedaan, walau sepintas terdengar mirip.
"Warna suaranya mungkin mirip, tapi logatnya yang sulit. Logat Belitung itu ternyata beda sama logat Malay(sia). Itu ternyata banyak yang kita terjebak di situ," tambah Daniel Mananta.
Untuk mempelajari bahasa Kek yang sering digunakan Ahok di Belitung, Daniel Mananta belajar dari pak Aliong, penjaga warung kopi yang sering dikunjungi Ahok.