TRIBUNNEWS.COM - Marsha Aruan menceritakan masa lalunya di dunia nyata merupakan kebalikan dari yang dialami oleh Jessica, tokoh yang diperankannya di film DreadOut.
"Jessica itu kayak ketua geng. Jessica yang nentuin ya atau tidaknya. Aku juga berperan sebagai orang yang mem-bully," ucap Marsha di Bandung, Kamis (10/1/2019).
Kalau di film Dreadout, Marsha Aruan mem-bully orang lain. Di dunia nyata, saat duduk di bangku sekolahan, sebaliknya ia jadi korban bully.
"Sebenarnya aku yang biasa di-bully kalau di sekolah. Sampai di depan kelas aku dibilangin, 'Ih, MT (makan teman) banget ya, suka makan teman'," kenang Marsha.
Akibat sering di-bully di sekolah, Marsha Aruan tidak berani ke kantin. Sebab, si pelaku bully kongkow di sana. Ia hanya bisa meratapi nasibnya di dalam ruang kelas.
"Di sini (DreadOut) aku mem-bully. Jadi, kayak balas dendam gitu. Itu sesuatu yang baru, aku baru bisa bully kalau sudah jadi aktor," ujarnya lalu tertawa.
Marsha Aruan mengatakan bahwa secara keseluruhan pengalamannya main film DreadOut sangat menyenangkan dan ia bagai menemukan keluarga baru.
"Persiapan film ini lama, syuting-nya dua bulan. Setiap hari bareng mereka, pas pisah kangen juga," tuturnya. DreadOut bukan film horor pertama Marsha Aruan.
Baca: Punya Followers di Bawah Umur, Marsha Aruan Ingin Kasih Contoh yang Baik di Akun Instagram-nya
Namun, dalam film tersebut ia merasakan shooting yang menguras energinya, mulai dari ditarik-tarik, jatuh, hingga terbang.
"Dulu sempat ragu, bisa enggak ya, bisa enggak ya. Terus, meyakinkan diri sendiri, ini bukan Marsha, tapi harus menjadi Jessica," tuturnya.
Ia pun mengeksplorasi aktingnya. Ia mencoba berbagai hal yang tidak ada dalam skrip. Namun, sebelumnya, dengan sutradara, ia membicarakan apa yang akan dilakukannya.
"Kata Mas Kim (Stamboel) sang sutradara, enggak apa-apa, bagus. Coba aja. Pokoknya aku harus menjadi si peran itu," ucapnya.(*)
Berita ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Marsha Aruan, Dulu Dibuli Sekarang Membuli"