TRIBUNNEWS.COM - Berbagai tanggapan terkait polemik Rancangan Undang-Undang (RUU) Permusikan hadir dari sejumlah musisi.
Ada beberapa musisi yang meminta RUU tersebut untuk dibubarkan, ada yang meminta untuk direvisi, bahkan ada pula yang bersikap netral dan mengibaratkan pembentukan RUU tersebut layaknya saat membeli siomay.
Berikut sejumlah reaksi dari berbagai musisi terkait polemik RUU Permusikan yang tengah memanas.
JERINX SID
Drummer Superman Is Dead (SID) Jerinx mengatakan dirinya tak sepaham terkait para musisi yang bermain aman dengan memilih untuk merevisi RUU permusikan.
Ia kemudian mengisahkan kembali dengan Reklamasi Telok Benoa yang didembar-gemborkan beberapa waktu yang lalu.
• Ketua AMI dan Bekraf Sebut Pembahasan RUU Permusikan Harusnya Tunggu RUU Ekonomi Kreatif Rampung
"KALAU BISA DITOLAK KENAPA NGEMIS MINTA REVISI?
Jujur saya agak familiar dengan wacana Revisi RUU Permusikan (instead of Tolak RUU Permusikan). Dan jujur juga, cukup menyebalkan lihat beberapa musisi main aman yg itu-itu saja mendukung ide revisi tersebut.
Dulu, wacana Reklamasi Teluk Benoa disosialisasikan sebagai megaproyek yg akan bantu perekonomian Bali. Namun seiring proses sosialisi banyak ditemui keganjilan dan kecurangan, akar rumput pun murka, sengit melawan dan menuntut RTB dibatalkan.
2 tahun kemudian dimunculkanlah wacana Revitalisasi Teluk Benoa, yg mana secara tehknis gak ada bedanya dgn draft Reklamasi TB. Yg diganti cuma kata Reklamasi nya saja karena ia terlajur berkonotasi negatif.
Yg menarik, 2 minggu sebelum lengser SBY tetiba merilis Perpres51/thn2014 yg poin utamanya mengijinkan reklamasi terjadi di Teluk Benoa yg seharusnya dikonservasi. Licik kan?